Jawaban pertama mungkin karena berkuasa di eksekutif atau menjadi Presiden, lebih bergengsi dan lebih menentukan arah kebijakan, serta dalam batas-batas tertentu, lebih memudahkan untuk mewujudkan tujuan-tujuan, baik yang berorientasi pada kepentingan pribadi, partai atau rakyat yang dipimpinnya.
Jawaban kedua, mungkin karena CAPRES masih dianggap sebagai semacam MASKOT yang akan dijual pada saat PEMILU LEGESLATIF untuk menarik minat rakyat untuk memilih CALEG dari partai yang bersangkutan.
Logikanya begini, seorang yang sudah fanatik Megawati atau Puan Maharani, kemungkinan besar akan memilih CALEG dari PDIP. Orang yang sudah terkunci pesona Prabowo Subiyanto, hampir dipastikan akan memilih CALEG dari GERINDRA. Begitu seterusnya.
Sedemikian pentingnya peran ketua partai dan atau CAPRES yang diusung terhadap perolehan suara parpol dan CALEG, membuat penetapan CAPRES yang tepat menjadi penentu perolehan kursi di DPR, yang pada akhirnya juga sangat menentukan boleh tidaknya parpol yang bersangkutan mengajukan CAPRES-nya sendiri dalam PILPRES yang dilaksanakan sesudah PEMILU LEGESLATIF.
Atau dengan kata lain yang lebih sederhana dan lugas, penetapan CAPRES yang tepat merupakan penentu jika parpol ingin berkuasa di EKSEKUTIF dan atau LEGESLATIF.(es-28102011)ï¿»