Kasus ini kembali muncul ke publik pasca pengakuan dari Diana Marinka, mantan Ketua DPC PD Minahasa Tenggara. Dia mengaku telah menerima uang 30 juta rupiah, 7000 dolar AS dan sebuah BB dari tim sukses Anas Urbaningrum, salah satu kadindat Ketua Umum PD pada waktu itu.
Hal senada juga telah diungkap oleh Herdie Togas, Wakil Ketua DPD PD Sulawesi Utara Bidang Kominfo, dan beberapa peserta konggres dari DPC dan DPD PD daerah lain.
Meskipun menurut kabar, seperti yang dinyatakan oleh Sekretaris Dewan Kehormatan PD TB Silalahi, DK telah memanggil Diana Marinka dan yang lain untuk dimintai keterangan tentang dugaan politik uang yang telah dilakukan Anas Urbaningrum, dia sendiri tetap harus menjawab secara terbuka dan jujur tuduhan terhadap dirinya itu.
Kalau tuduhan itu tidak benar, Anas harus memberikan bukti-bukti yang valid tentang ketidak benarannya. Tidak cukup hanya dengan berkata: "ITU TIDAK BENAR...ITU FITNAH... ", Sambil menebar senyum yang dimata publik mungkin terkesan hambar dan dipaksakan.
Anas harus merinci banyaknya uang yang dikucurkan dalam rangka pemilihan dirinya sebagai Ketua Umum PD pada Konggres tahun 2010, yang konon hanya merupakan uang transport dan akomodasi bagi teman-teman yang mau mendukungnya. Benarkah jumlahnya mencapai tiga puluh sampai seratusan juta rupiah dan sebuah BB lengkap dengan simcard-nya? Benarkah uang tersebut berasal dari hasil suap proyek Wisma atlit dan Hambalang?
Kemudian jika tidak benar uang tersebut berasal dari suap proyek Wisma Atlit dan Sport Center Hambalang...Anas harus berani mengungkapkan rincian tentang asal-usul uang dan pendistribusiannya.
Apakah uang yang dibagikan berasal dari kantong pribadi, sumbangan para sahabat dan simpatisan, atau keduanya? Kemudian, kepada siapa saja uang tersebut dibagikan?
Anas Urbaningrum jangan berdalih bahwa itu : "TIDAK ADA CATATANNYA!" Pasti tidak ada yang percaya. Terutama catatan tentang sumbangan dari para sahabat dan simpatisan. Catatan ini pasti ada, karena terkait dengan politik balas budi. Seperti kata pepatah: TIDAK ADA MAKAN SIANG YANG GRATIS! Juga catatan tentang para kader DPC dan DPD yang telah menerima kucuran dana dari tim suksesnya. Karena ini penting untuk mengontrol dan memetakan dukungan terhadapnya
Jika Anas tidak berani mengungkap semua hal yang tersebut di atas kepada publik, hanya ada dua kemungkinan jawaban. Pertama, memang telah terjadi politik uang dan benar ada aliran dana dari proyek Wisma Atlit dan Hambalang seperti yang diungkap oleh Nazaruddin. Kedua, benar telah terjadi politik uang, tetapi dana nya berasal dari kocek pribadi dan sumbangan para sahabat dan simpatisan. Keduanya sama-sama merupakan sebuah pelanggaran, dan bisa dipahami jika Anas enggan bicara "blak-blakan" mengenai hal itu!
Menurut pemikiran awam, jika sumber dananya halal dan hanya ditujukan semata-mata untuk mengganti uang transport dan akomodasi para pendukungnya, apa salah dan masalahnya jika diungkap ke publik? (E. SUDARYANTO-120212)