Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Dua Alasan Mengapa SBY Sebaiknya Berhenti "Curhat"!

12 Juli 2011   00:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:45 249 0
Ada dua alasan utama, mengapa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono seharusnya tidak mengadakan jumpa pers senin malam 11 juli 2011, terkait hujatan dan kemelut yang menimpa Partai Demokrat. Meskipun persoalan yang sedang dihadapi Partai Demokrat, langsung atau tidak langsung akan berpengaruh terhadap beliau.

Pertama, sebagai PRESIDEN RI seharusnya SBY lebih fokus pada masalah bangsa. Mulai dari upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, hingga upaya penegakan hukum terhadap para koruptor yang semakin merajalela.

Jika memang diperlukan peran SBY, selaku Ketua Dewan Pembina, untuk mengatasi kemelut yang mendera Partai Demokrat, mestinya hal tersebut tidak dilakukan secara terbuka. Dan jika ada hal yang perlu dikatakan atau dikomentari terkait gonjang-ganjing yang menimpa Partai Demokrat, bukankah lebih elegan jika hal itu dilakukan oleh Ketua Umum atau Anggota Dewan Pembina partai? Bukan oleh SBY, karena publik tak akan pernah membedakan apakah beliau bicara sebagai Presiden atau sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat.

Kedua, belajar dari reaksi publik terhadap "curhatan" sebelumnya, bukankah lebih baik jika SBY tidak mengulang dan terus mengulang lagi? Karena apapun yang beliau katakan tentang diri pribadi dan Partai Demokrat, hanya akan dijadikan amunisi oleh publik dan para pengamat, untuk mengkritik lebih keras. Alih-alih dapat memperbaiki citra, upaya tersebut justru semakin memperburuk keadaan!

Ibarat "menembak" bukit yang menghadang jalan dengan SEBUAH peluru mortir, RATUSAN batu, dari yang terkecil sampai yang terbesar, justru menggelinding ke arahnya dan mengancam keselamatan serta ekistensi SBY!
Namun mengapa beliau terus melakukan hal yang sama berulang-ulang, meskipun jelas-jelas merugikan?(E. Sudaryanto, 12 juli 2011)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun