Setelah memiliki anak kedua dan berhenti bekerja paruh waktu di laboratorium kampus, saya baru benar-benar merasakan menjadi seorang perempuan berbeda; perempuan yang tidak saya kenali sebelumnya, saya begitu mudah lelah, mulai canggung bersosialisasi, dan emosi saya lebih labil dibandingkan dengan saat saya berperan di dua ranah sekaligus: publik dan domestik. Mungkin masa-masa transisi menyulitkan saya dari keadaan yang sebelumnya begitu padat aktivitas di luar, kemudian bertukar menjadi jauh lebih padat di dalam rumah, walau saat itu hanya berkutat di seputaran rumah, saya justru merasa jauh lebih sibuk dibanding dengan sebelumnya.
KEMBALI KE ARTIKEL