Lenggokmu kacau merusak estetika
Seruanmu tajam mengoyak intelektualitas
Tanpa tahu diri
Kau yang lahir di tanah ini
Kau yang hidup dari tanah ini
Yang absolut mengecup buah perjuangan sang pluralitas bernama kebebasan
Tanpa batas tanpa etika
Berbalik menghujam sang pluralitas
Kau yang katamu pecinta Ketuhanan
Berbalik memunggungi-Nya
Tepat di hari kekasih-Nya menerima cahaya yang kini kau agungkan
Ketika nyatanya tarianmu serupa destruksi atas negeri yang kau 'aku' cinta
Ketika nyatanya nyanyianmu serupa dekadensi bagi jalan hidup yang katamu kau puja
Yang kau tahu hanya pembenaran diri
Atas cela menganga bernama ironisme