Bukti bahwa lingkungan yang diperkaya dapat meningkatkan pertumbuhan otak didukung oleh penelitian baru yang inovatif di University of California, Berkeley yang pertama dilakukan oleh Mariond Diamond, Ph.D., dan penelitian terpisah yang dilakukan peneliti dari University of Illinois William Greenough, Ph.D., (Greenough dan Anderson, 1991). Berdasarkan studi-studi yang menjadi pioner ini, dan berbagai studi yang mengikutinya, kini kita tahu bahwa otak manusia sebenarnya mempertahankan platisitas yang menakjubkan sepanjang hidup. Kita memang dapat menumbuhkan koneksi-koneksi neural baru dengan stimulasi, sekalipun ketika kita sudah dewasa. Fakta ini berarti hampir semua pembelajar dapat meningkatkan inteligensia mereka, tanpa batas, meggunakn pengayaan yang sesuai.
Otak kita mengubah dirinya dalam beberapa cara. Yang pertama, dorongan dari dalam, atau dikenal juga sebagai genetik atau "pra-persambungan", menciptakan bagan untuk memproses, yang kemudian memicu perubahan di otak. Yang kedua, proses "pengharapan pengalaman" yang menciptakan produksi sinapsis yang berlebihan sebelum (bukan setelah) dibutuhkan. Hal ini terjadi ketika: 1) pembelajaran biasanya diperlukan oleh semua anggota spesies tersebut; 2) pasti akan terjadi peristiwa tertentu, dan 3) waktunya relatif kritis. Yang ketiga, otak merespons pada proses "ketergantungan pengalaman" yang dipicu oleh stimuli lingkungan.
Ketika para ilmuwan memperluas studi pengayaan lingkungan ini kepada subjek manusia, mereka menemukan korelasi yang nyata. Ilmuwan dari University of California, Los Angeles Robert Jacobs, Ph.D., dan rekan-rekannya dalam studi-studi otopsi (1993) bahwa para siswa lulusan sekolah menengah atas memiliki koneksi neural 40 persen lebih banyak daripada mereka yang putus dari sekolah menengah. Para siswa yang lulus, yang diasumsikan terlibat dalam aktivitas mental yang menantang, juga memperlihatkan "pertumbuhan otak" secara keseluruhan yang 25 persen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Namun, pendidikan bukan hanya satu-satunya pembeda. Pengalaman pembelajaran, ditemukan, perlu dilakukan dalam frekuensi yang cukup banyak dan menantang supaya pengaruhnya dapat muncul. Siswa lulusan SMA yang "lulus tanpa tantangan" dari sekolah menunjukkan jumlah koneksi yang lebih sedikit daripada yang menghadapkan dirinya pada tantangan setiap hari. Penelitian yang dilakukan Dr. Jacobs pada sistem kortikal dendrit terhadap dua puluh orang manusia pengguna tangan kanan yang normal secara neurologis (separuh laki-laki dan separuhnya lagi perempuan) berhasil mengevaluasi variabel-variabel sebagai berikut:
- Panjang dendritik total
- Panjang dendritik rata-rata
- Jumlah segmen dendritik
- Panjang jarak pertumbuhan percabangan menyamping secara proksimal dibandingkan dengan secara ontogenetik.