Kedua kubu telah saling berhadapan demi tegaknya kehormatan........
Telah mengucap janji untuk bertarung secara ksatria......
Bertarung layaknya mengikuti sayembara.......
Mengikuti tata krama dan hukum hukum yang ada......
Sang surya menghujamkan panasnya keseluruh penjuru mayapada......
Menyapu seluruh permukaan semesta dengan sinar keanggunannya......
Seorang kstaria tengah bersemedi menghadapkan wajahnya kearah tempat fajar menyingsing......
Mendendangkan syair balada anak terasing.....
Bercumbu mesra dengan sinar keemasan sang surya yang menggelinding.....
Meratap dan mengadu akan banyaknya hal yang genting......
Dia adalah Karno,putra bathara Surya.....
Putra yang tak mengetahui siapa bapaknya.....
Rupanya dia sedang bercengkrama dengan ramanya.....
Terlarut dalam buai manja sang penerang mayapada......
Ditimang oleh sesosok yang belum diketahui jati dirinya yang sebenarnya.....
Ditempat lain,berdiri agak jauh di belakang karno sesosok wanita penuh cahaya keibuan menunggunya......
Menunggunya untuk mengatakan apa yang harusnya dikatakan sejak dulu.....
Sejak dulu jauh sebelum semua menjadi luka dalam kalbu......
Karno telah selesai dari semedinya.....
Keringat membasahi seluruh tubuhnya.....
Dari raut wajahnya terlihat kepedihan yang tersembunyi dibalik ketampanannya.....
Sesaat dia melihat wanita itu,lalu karno menghampirinya......
Karno menangkupkan telapak tangan kedepan dada dan berkata
" Karno putra sais kereta Adhirata menghaturkan sembah kepada Ibu Permaisuri ".....
Bangunlah anakku,aku ada sedikit keperluan denganmu.....
Aku ingin bercerita sesuatu,sesuatu yang aku harap akan merubah pikiranmu.....
Karno dengarlah,sebentar lagi perang akan dimulai....
Jika kamu terus berada pada pendapatmu,maka yang akan kamu hadapi adalah saudaramu....
Adikmu,anak anak yang terlahir dariku seperti halnya kamu.....
Karno ketahuilah,kamu adalah anakku bukan anak sais kereta itu.....
Keadaan yang menempatkan akulah yang menyebabkan perpisahanku denganmu.....
Jika kamu menyalahkan aku,aku akan terima itu......
Tapi dengarlah 1 permintaanku,bertarunglah bersama adikmu....
Berjalanlah dalam kubu adikmu,kau akan menjadi layaknya bathara guru di kelilingi dewa dewa kekasihmu.....
Kalian akan menjadi sekutu yang tak terkalahkan......
Hati karno dalam kesakitan dan kebimbangan.....
Dari mulutnya terucap lirih....
Ibu dengarkan rintihan putra bayanganmu ini....
Saat aku kecil dulu para putra mahkota bermain dengan kuda kuda yang anggun,
Berenang dalam kolam yang jernih
Minum susu extra gizi
Berpakaian sutra bertahta emas....
Tapi apa yang terjadi denganku bu......
Aku bermain dengan kotoran kuda kuda itu...
Hanya mampu memimpikan segala bentuk keindahan itu
Selalu terhantui akan bayang bayang keglamoran istana kebanggaanmu.....
Saat peristiwa di sayembara itu
Saat seseorang memberikan gelar ksatria
Memberikan aku kekuasaan,memberikan wujud nyata dari semua yang selalu hadir dalam mimpiku
Dia adalah sang prabu Duryudana.....
Orang yang mengangkatku dari lembah kenistaan
Ibu dengarlah...
Saat ini ibu memposisikan aku diantara ikatan darah dan kewajiban...
Maka dengarkanlah aku sekali ini...
Sebagai ksatria sejati aku tetap akan berada pada kubu sang prabu Duryudana....
Dialah yang menyuapi aku dengan kesenangan
Dia yang memandikan aku dengan kejayaan....
Maka sudah sewajarnya aku membalasnya sebagai tanda kewajibanku....
Ibu dengarkan aku....
Aku hanya akan bertarung dengan Arjuna,
Hingga bila saatnya nanti tiba maka bila aku yang mati atau arjuna yang mati maka putra ibu akan tetap 5.....
Maafkan aku ibu..............