Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Hipnosis ala BLUES

22 Agustus 2011   07:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:34 72 0

Musik blues selalu mendengung dengan santai dan menohok di telinga saya. Alunan gitar yang sengaja dibunyikan dengan berbagai macam sayatan tak terasa sedikit demi sedikit menoreh hati saya yang memang terbiasa menerima segala jenis musik. Tak bisa dipungkiri bahwa jenis musik ini memang selalu mendapat plakat “spesial”. Ini saya anggap sebagai bentuk penghargaan atas musik itu sendiri. Kesan elegan yang terbungkus dengan ke”liar”an alunan instrumen serasa membebaskan pembelenggu jiwa. Seruan lirik-lirik yang murni dan terbilang apa adanya semakin membuat genre musik ini terdengar “JUJUR”. Mungkin faktor-faktor itulah yang membalut saya untuk selalu mendengarkan blues.

Sebenarnya pada saat yang bagaimanakah musik itu dapat membantu kita menghargai keseharian kita? Saya adalah orang yang selalu disibukkan oleh pekerjaan yang sangat menyita pikiran dan tenaga. Ketika jenuh semakin dekat dalam melakukan serangan, saya pun segera meminta bantuan teman terdekat saya, si mp3 player. Tetapi anehnya selama berjam-jam melawan kejenuhan dengan senjata “blues”, saya hanya duduk terdiam dan menggerak-gerakkan kaki dan tangan saja, tanpa mengangkat tubuh saya dari kursi yang saya duduki. Tidak perduli itu kursi kayu yang keras maupun sofa empuk, saya tetap tidak beranjak sampai musik yang saya dengarkan berhenti.

Ada beberapa lagu blues yang tidak henti-hentinya saya putar ulang, antara lain : “Still got the blues” (Gary Moore) ; “La grange” (ZZ Top) ; “Me, my guitar and the blues” (Sherman Robertson) ; “Blues stay away from me” (Alan Clap). Rupa-rupanya tanpa saya sadari blues telah menghipnosis saya dengan segala sugesti yang saya imajinasikan ketika mendengarnya. Dentuman bas dan sayatan gitar melengkapi tabuhan drum yang terasa pekat di hati saya. Wah, benar-benar sebuah hiburan!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun