Untuk menjaga keadaan tetap seperti ini langkah jokowi juga cukup gesit, ia menjadi juru kampanye pada hari partai berlambangkan banteng pada hari minggu kemarin. Cuti ia ambil untuk menguatkan posisi dan kemajuan partai yang akan mengusungnya pada pilpres. Ahok nampaknya sudah sedari sekarang membiasakan diri menggantikan Jokowi sehingga besok ketika saatnya dilantik menjadi Gubernur DKI ia tak lagi gagap.
Sengaja saya tampilkan judul “Jokowi, Anies Baswedan dan Masa Depan Indonesia karena ada power tersendiri ketika dua orang besar tersebut bekerjasama. Jokowi dengan penanganan langsung dan tepat pada peningkatan kesejahteraan rakyat dan Anies Baswedan dengan strategi peningkatan mutu pendidikan. Saya yakin dengan teratasinya masalah pendidikan dan kesejahteraan rakyat maka lain-lainnya hanya tinggal menunggu waktu saja.
Jokowi dan Anies Baswedan merupakan dua sosok yang tak pernah mengumbar janji, mereka memberikan bukti yang kongkrit. Mereka sangat cocok untuk dipasangkan meskipun sepertinya kemungkinannya sangat kecil, mengingat mereka berada pada kendaraan partai yang berbeda dan lebih banyak keduanya saling bersebrangan. Tapi dalam politik tak ada lawan yang abadi, yang ada adalah kepentingan, mungkin saja ketika pileg ternyata PDIP dan Demokrat sama-sama kurang dari 20% serta ditambah ada kesepakatan-kesepakatan tertentu mengingat dulu SBY bisa memboyong suami Megawati, Taufikiemas untuk menjadi ketua MPR.
Selanjutnya adapun Jokowi akan sedikit mengatur strategi lebih kerasjika muncul pasangan
1.Prabowo dan Dahlan Iskan
Perpaduan ketegasan pimpinan militer, charisma, popularitas Prabowo ditambah dengan sepak terjang yang merakyat Dahlan Iskan pada PLN dan saat menjabat menteri BUMN bisa sangat mempesona.
2.Anis Mata dan Hatta Rajasa
Kedua partai islam ini banyak diprediksi akan mengalami penurunan perolehan suara drastis pada 2014. Namun saya tidak yakin, pada hari Minggu kemarin PKS menggelar kampanye perdananya di Stadion Gelora Bung Karno, benar-bnar masih besar partai itu, tempat itu penuh sesak. Begitu juga PAN, parpol itu tetap solid dan terkenal bersih, kader pun masih banyak dan loyal.
3.Risma dan Gita Wiryawan
Kecil kemungkinan memang, mengingat partai Risma telah mengusung Jokowi. Namun siapa tahu dinamika politik. Seandainya Risma maju maka suara PDIP akan terurai. Demikian juga Gita Wiryawan, ia meletakan jabatanya secara kesatria demi fokus menuju RI-1.Mantan menteri perdagangan itu benar-benar patut dicontoh oleh para bakal calon. Tapi memang tak semua bakal calon berani mengambil langkah untuk mundur.
Namun diluar itu semua “jokowi power” saya rasa akan tetap kuat, bahkan dengan siapapun ia dipasangkan. Doa kita semua, mudah-mudahan Indonesia akan semakin kuat pada arti yang sesungguhnya, tak ada lagi penjualan asset penting Negara, rakyat benar-benar lebih sejahtera secara merata, pendidikan benar-benar untuk semua kalangan- terlebih tak mengarah menjadi komediti. Pada Akhirnya, siapapun yang menjadi presidennya, dari manapun partainya mari kita sambut sengan tangan terbuka, karena setelah calon presiden itu resmi menjadi presiden maka saat itu juga ia milik seluruh rakyat Indonesia.