Perennialisme berasal dari kata perennial yang artinya yang kekal/ abadi.
Filsafat perennialisme mempunyai kepercayaan berpegang pada nilai-nilai dan norma-norma yang bersifat abadi. Melihat dari realitas bunga yang terus mekar sepanjang musim, dapat disimpulkan bahwa tradisi dipandang sebagai prinsip abadi sepanjang sejarah.
Perennialisme menginginkan adat istiadat ini harus kekal dan abadi. Pendidikan harus didasarkan pada kultural-kultural masa lampau. Kehidupan modern saat ini banyak mengalami krisis diberbagai bidang, perennial mengambil jalan regresif karena mempunyai pandangan bahwa tidak ada jalan lain kecuali kembali kepada prinsip umum yang telah menjadi dasar perilaku zaman Yunani kuno dan abad pertengahan.
Tokoh dan pemikiran filsafat perennialisme
1. Robert Leonard H.
Ia mengembangkan kurikulum berdasarkan penelitian terhadap Buku besar bersejarah dan pembahasan buku-buku klasik.
2. Ortimer J Agler
Ia merupakan pendukung aliran perennialisme.
Ia berpendapat bahwa jika manusia merupakan makhluk rasional yang hakikatnya seperti itu sepanjang sejarahnya, tentulah manusia mempunyai gambaran yang tetap pula agr tidak mengikuti peradaban tertentu. Karakteristik khusus  manusia tidak lain adalah rasionalitas yang merupakan sifat manusia yang hakiki.
Aliran filsafat perennialisme ini berpendapat bahwa ilmu pengetahuan sebagai produk dan presentasi manusia, kapanpun dan dimanapun selalu sama.
Menurut Ortimer J agler manusia merupakan makhluk rasional yang memiliki kemampuan intelektual yang tampak dalam kapasitasnya sebagai subyek yang aktif yang dapat melakukan tindakan-tindakan seni, membaca dan mendengar, menulis dan berbicara, serta berpikir. Manusia juga makhluk sosial, sehingga mereka hidup pada komunitas yang akan menjadi eksis pada komunitasnya.