Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Di Bawah Lindungan Ka'bah

14 Oktober 2023   17:27 Diperbarui: 14 Oktober 2023   17:30 175 1
Novel Dibawah Lindungan ka'bah ini ditulis oleh haji abdul  Malik Karim Amarullah atau yang lebih popular dengan nama pena Hamka, diterbitkan pada tahun 1938 oleh penerbit nasional Hindia Belanda, Balai pustaka. Novel ini mengisahkan tentang kisah cinta dua sejoli yang gagal karena terbentur budaya masyarakat minang. Haji Abdul Malik Karim Amrullah yang lebih dikenal dengan singkatan Hamka, adalah muslim asal Minangkabau yang dibesarkan dalam kalangan keluarga yang taat beragama. Ia memandang tradisi yang ada dalam masyarakat di sekitarnya sebagai penghambat kemajuan agama, sebagaimana pandangan ayahnya, Abdul Karim Amrullah. Setelah melakukan perjalanan ke Jawa dan Mekkah sejak berusia 16 tahun untuk menimba ilmu. Ia mulai bekerja sebagai guru agama di Deli, Sumatera Utara, lalu di Makassar, Sulawesi Selatan. Dalam perjalanan itu, terutama saat di Timur Tengah, Hamka banyak membaca karya dari ahli dan penulis Islam, termasuk karya penulis asal Mesir Mustafa Lutfi al-Manfaluti hingga karya sastrawan Eropa yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Pada tahun 1935, Hamka meninggalkan Makassar untuk kembali ke Medan. Di Medan, Hamka mulai menulis Di Bawah Lindungan Ka'bah ketika menjadi editor untuk majalah Islam mingguan Pedoman Masyarakat, yang dalam majalah tersebut untuk pertama kalinya nama pena Hamka diperkenalkan.Novel Dibawah Lindungan ka'bah ini ditulis oleh haji abdul  Malik Karim Amarullah atau yang lebih popular dengan nama pena Hamka, diterbitkan pada tahun 1938 oleh penerbit nasional Hindia Belanda, Balai pustaka. Novel ini mengisahkan tentang kisah cinta dua sejoli yang gagal karena terbentur budaya masyarakat minang. Haji Abdul Malik Karim Amrullah yang lebih dikenal dengan singkatan Hamka, adalah muslim asal Minangkabau yang dibesarkan dalam kalangan keluarga yang taat beragama. Ia memandang tradisi yang ada dalam masyarakat di sekitarnya sebagai penghambat kemajuan agama, sebagaimana pandangan ayahnya, Abdul Karim Amrullah. Setelah melakukan perjalanan ke Jawa dan Mekkah sejak berusia 16 tahun untuk menimba ilmu. Ia mulai bekerja sebagai guru agama di Deli, Sumatera Utara, lalu di Makassar, Sulawesi Selatan. Dalam perjalanan itu, terutama saat di Timur Tengah, Hamka banyak membaca karya dari ahli dan penulis Islam, termasuk karya penulis asal Mesir Mustafa Lutfi al-Manfaluti hingga karya sastrawan Eropa yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Pada tahun 1935, Hamka meninggalkan Makassar untuk kembali ke Medan. Di Medan, Hamka mulai menulis Di Bawah Lindungan Ka'bah ketika menjadi editor untuk majalah Islam mingguan Pedoman Masyarakat, yang dalam majalah tersebut untuk pertama kalinya nama pena Hamka diperkenalkan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun