Menurut saya pribadi, yg dipermasalahkan itu bukannya si capres itu haji atau bukan haji, bisa ngaji apa nggak, bisa sholat apa nggak dan keluarga nya islam atau bukan..
Tapi, bagaimana komitmen si capres thd Islam dalam kehidupan bernegara. Yaitu Islam yg kaaffah (menyeluruh), Islam yg rahmatan lil 'alamin, Islam yang tidak terpisahkan dlm hidup bernegara.. Bukan Islam yg di bawa2 saat kampanye aja. Se olah2 menjual agama hanya untuk kepentingan kekuasaan. Astaghfirullah..
Jangan sampai, ketika berhasil menjadi presiden, aspirasi masyarakat Indonesia (yg mayoritas Islam) tidak tersalurkan, Syiah berperan dipemerintahan, masuknya intervensi asing dlm kehidupan beragama, atau bahkan LGBT dihalalkan, na'udzubillah..
Wallahu a'lam :)