Sebetulnya hasrat menulis itu selalu ada dan rasanya tidak nyaman jika sehari saja tidak menulis. Tetapi ada waktu di mana kekosongan tidak tertaklukkan. Akhirnya target satu hari satu artikel itu menguap begitu saja. Ada perasaan malas itu melanda jiwa, sehingga pernik- pernik ide yang membuncah itu tidak sempat tersalurkan. Sehari terlewat dan kemudian hari berikutnya juga melayang. Mengapa malas menulis? Mengapa menunda ide?
KEMBALI KE ARTIKEL