Ketika berhadapan dengan kertas dan pulpen dulu saya selalu ingin segera memuntahkan kata- kata. Apalagi ada perasaan kesal, marah, dongkol yang teraduk menjadi satu. Sepertinya tinta pulpen itu ingin kulajukan untuk menulis apa saja supaya segera tumpah ruah perasaan itu dalam baris tulisan di secarik kertas. Itu ungkapan awal ketika menulis sudah menajdi sahabat kala duka, kala patah hati dan kala kecewa. Tetapi apakah menulis itu cepat hadir hanya karena marah, dongkol dan perasan lain yang membuat ingin menumpahkan segera.
KEMBALI KE ARTIKEL