Dari jauh aku melihat pesta dalam lingkungan tempat ibu menumpahkan ketuban. Ia mengerang sakit sambil memiringkan tubuh. Setelah senja berlalu dan malam baru saja bercengkerama aku lahir dari Rahim ibuku, bersama tangisan kegembiraan melihat dunia. Sejak itulah aku meniti kehidupan berlelah, merasakan baik penderitaan maupun kegembiraan. Air mata yang kemudian tumpah itu adalah keharuan dan penderitaan.
KEMBALI KE ARTIKEL