Bagi Kompasiana yang sekarang ini akan menyambut ICD ( Indonesia Community Day) Maaf saya absen. Bukannya tidak mau datang ke Jogja, tapi karena ada acara di Jakarta hingga saya memutuskan absen datang di acara menarik tersebut. Tapi saya bisa berbagi nostalgia tentang Jogja. Kota yang membentuk saya suka menulis, suka seni dan suka “dregil”karena seringnya bolos kuliah dan hampir dikatakan mahasiswa abadi. Saya lulus SMA tahun 1989, setelah gagal menembus UMPTN akhirnya kuliah mengambil Jurusan Sosiatri di STPMD “APMD”(Kampus itu terletak di Jalan Timoho di wilayah Gondokusuman(GK). Di kampus itu cuma singgah sementara, rajin kuliah hanya semester pertama dan sering absen di semester dua sebelum akhirnya di terima di jurusan Pendidikan Seni rupa di IKIP Negeri Yogyakarta. Di APMD itu saya belajar hukum, sosiatri. Sebuah ilmu yang mempelajari tentang penyimpangan-penyimpangan sosial dalam masyarakat, termasuk dunia prostitusi, premanisme dan penyakit-penyakit yang diakibatkan fenomena sosial kemasyarakatan. Ilmu ini sebetulnya adalah bagian dari sosiologi. Kampus ini dekat dengan teteg sepur(perlintasan kereta) dan perlintasan pesawat terbang hingga bisa dikatakan setiap hari “bising”. Di sudut Jalan Timoho adalah kantor walikota, kea rah kiri akan melewati Pabrik Susu(SGM). Dan bila ke kiri akan menuju ke Gedong Kuning dan jika terus lurus ke arah kanan ketemu Kebun Binatang Gembira Loka. Bila dari pabrik Susu menyeberang akan melewati kampung Muja Muju dan ketemu dengan terminal Umbul Harjo(dulu). Mengapa hapal karena saya dulu pernah jalan kaki dari terminal Umbul Harjo ke arah Muja Muju, terus melewati pabrik susu, ke kanan menyusur jalan Timoho, menyisir jalan di samping IAIN(sekarang UIN)Kalijaga. Lurus sebelum sungai Gajah Wong(di tepi itu ada museum Affandi. Bila jalan kaki akan masuk ke kampus Atmajaya dan Sanata Dharma (Mrican).
KEMBALI KE ARTIKEL