Penulis merasakan efek marah itu membuat jantung berdebar kencang, perasaan kesal meluap-luap, dan seperti ada dorongan lain untuk berusaha menggerakkan tangan untuk menampar atau sekedar memukul benda untuk melampiaskan dorongan emosi kuat dari dalam diri. Bila amarah itu terus berulang berefek pada tensi yang meroket. Ketika amarah menguasai keseimbangan tubuh sangat labil, logika berpikir pun kacau-balau. Lalu, dengan apakah emosi bisa diredam?
KEMBALI KE ARTIKEL