Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan Artikel Utama

Memahami Demonstrasi Mahasiswa Sekarang

22 Mei 2015   14:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:43 177 0
Hampir tiap tahun  mahasiswa menggelar demonstrasi masif untuk memprotes sejumlah kebijakan pemerintah  yang mereka nilai tidak pro rakyat. Mereka mengamati banyak ketimpangan ekonomi,  terseok-seoknya ekonomi  ditengah lesunya ekonomi makro yang melanda dunia. Indonesia yang terkena imbas atas lesunya ekonomi dunia menjadi perhatian mahasiswa. Mereka menuntut pemerintah serius mengawal perekonomian yang sedang lesu, BBM yang melambung, tingkat kebutuhan hidup yang semakin tinggi, ketimpangan sosial yang semakin melebar.

Elemen-elemen dasar yang menjadi pokok-pokok keprihatinan mahasiswa adalah tentang harga BBM seturut harga pasar.  aneka kebijakan publik pemerintah rasanya masih menjadi masalah yang belum bisa mengangkat kepercayaan mahasiswa terhadap apapun kebijakan pemernintah. Mereka akan selalu di garda terdepan jika ada hal-hal yang memberatkan rakyat. terutama sektor-sektor yang menguasai hajat hidup orang banyak.

Bagi mahasiswa lantang itu adalah keharusan. Mereka menganggap  akan tetap menjadi pengontrol bagi semua hal dari pemerintah.Jokowi turut menjadi sorotan dan menjadi sasaran demonstrasi mahasiswa, mereka menuntut, stabilitas ekonomi, turunnya harga BBM, ketersediaan sembako yang terjangkau. Tuntutan mahasiswa untuk pemerintah itu menjadi salah satu masukan positif. Tapi mahasiswa tetap harus obyektif dalam  menilai poin demi poin usaha pemerintah dalam mengurai benang kusut pemerintahan yang belum ada setahun. Banyak kebijakan tumpang tindih yang perlu di urai. Lebih bagus mahasiswa duduk bersama, berdialog memecahkan persoalan-persoalan bangsa. Upaya turun ke jalan dengan berteriak-teriak di depan istana tanpa  terorganisir dengan rapi, berorasi berbarengan tapi tidak dalam satu tema, menyuruh mundur kepala pemerintahan tanpa memberi solusi konstruktif, cuma mengkritik tapi tidak bertindak bukalnlah cermin sosok mahasiswa yang  cerdas.

Mahasiswa yang berprestasi tentu akan tegar menghadapi goncangan ekonomi, apalagi perekonomian dunia juga tengah lesu, butuh sosok kreatif yang mampu melepaskan dari krisis dengan kerja nyata, kreatif menciptakan peluang, kritis memberi solusi  ke arah perbaikan. kalau cuma teriak-teriak di jalanan tukang obat yang tidak sekolahpun bisa. Mahasiswa yang menjadi tulangpunggung bangsa ke depan  setidaknya bergerak untuk mengurai masalah yang dihadapi bangsa dengan turun langsung ke sumber masalah dan membantu melepaskan simpul keruwetan dengan membantu dalam sumbangsih pemikiran, salusi kreatif atau menciptakan terobosan yang dinikmati banyak orang.

Saat Ini Presiden Jokowi dan Wakilnya tengah berusaha menata perekonomian. belum terasa manfaatnya itu betul, tapi rakyat harus lebih sabar menunggu dan harusnya bersama berpikir untuk mengubah persepsi selama ini yang terlanjur keenakan dengan aneka subsidi dari pemerintah. Membangun kemandirian itu penting agar,  jebakan  kenikmatan itu tidak menjadi angin yang memabukkan. Mahasiswa jangan alergi dengan pemerintah, tapi setidaknya mau bahu-membahu mengurai mentalitas dan pola pikir keliru tentang bentuk-bentuk perlawanan mahasiswa. Mahasiswa sekarang dituntut kritis tidak hanya pada tataran teoritis, tapi harus mampu memberi sumbangsih pemikiran. Kalau dim panggil ke istanan jangan bersprasangka  buruk dulu. Jadilah pengritik yang baik, tapi juga rekanan yang bisa diajak berpikir bagaimana membangun bangsa ke depan. di pundak mereka tanggungjawab diletakkan. Kalau mahasiswa hanya sekedar kritis, asal beda, dan asal melawan apapun kebijakan pemerintah, lalu apa kontribusi mereka bagi kemajuan bangsa. jangan-jangan mahasiswa yang dulu kritis berjuang  melawan pemerintah, menyuarakan perlawanan pada korupsi setelah menjadi pejabat malah lebih korup dari generasi sebelumnya.

Menjadi mahasiswa tentu bukan hanya posisi prestise sebagai pelajar yang telah melewati jenjang  menengah lalu masuk dalam dunia pendidikan tinggi. Bukan hanya menghapal diktat dan teori-teori yang ada dalam buku-buku dari sejumlah pakar ilmu pengetahuan. mahasiswa juga menjadi pencipta perubahan, pembuat tren, pemrakarsa terobosan.

Demonstrasi  mahasiswa dari masa ke masa

Menilik pergerakan mahasiswa tahun 1905 yang diberi nama Boedi Oetomo mempunyai tujuan yang spesifik yaitu: Kemajuan yang selaras buat negeri dan bangsa, terutama dengan memajukan pengajaran, pertanian, peternakan, dan dagang, teknik dan industri, serta kebudayaan. Kemudian berturut turut muncul pergerakan mahasiswa lain yang diorganisasi dengan rapi seperti Perhimpunan  Indonesia. Mahasiswa Indonesia di Luar negeri pun mendirikan organisasi bernama Indische Vereeninging yang kemudian berubah menjadi Indonesische Vereeninging. Pergerakan mahasiswa dari masa ke masa itu melahirkan tokoh-tokoh berpengaruh yang mengubah peta demokrasi Indonesia. Banyak tokoh  yang akhirnya menjadi pemimpin antara lain Muhammad hatta, Soekarno,  Syahrir. Gerakan Mahasiswa sebelum kemerdekaan didominasi oleh konfontasi  Pelajar mahasiswa dan penjajah. sedangkan Setelah kemerdekaan banyak dipengaruhi oleh konfrontasi politik, dan protes atas determinasi militer(1974).

Selanjutnya pergerakan-pergerakan mahsiswa lain bermula dari konflik antar generasi. semacam pelengseran Presiden oleh mahasiswa ats dominasi sebuah orde yang dijadikan biang kebangkrutan negeri. Banyak aktifis  yang menjadi penggerak demonstrasi tahun 1998 itu yang menempati pos-pos penting pemerintahan dan duduk manis di kursi dewan. Banyak pula yang masuk dalam lingkaran korupsi dan menjadi penghuni LP karena kasus-kasus yang menenggelamkan idealisme saat menjadi mahasiswa, yaitu korupsi.

Pergerakan mahasiswa mengawal demokrasi dari tahun ke tahun terus berubah. Saat ini tidak jelas apa sebenarnya makna mahasiswa turun ke jalan. apakah perjuangan mereka memang murni suara nurani mahasiswa atau ada campur tangan kekuatan besar dibalik demonstrasi mahasiswa yang terkesan bergerak sendiri-sendiri.

sebagai rakyat biasa penulis berharap mahasiwa kritis dalam menyuarakan dan melemparkan kritik terhadap pemerintah. Kekritisan yang ada dalam pola pikir mahasiswa haruslah terpola dan mampu memberi solusi terhadap keruwetan yang terjadi dalam masyarakat. Pergerakan mahasiswa bukan cuma senang menggertak, dengan suara-suara lantang dan ganas. tapi mereka juga mampu mentransformasikan kekritisan dengan pemikiran-pemikiran brilian utnuk bangsa dan negara ke depan. tidak usah alergi juga diundang oleh Presiden, kerena Presidenpun perlu mendengar suara murni mahasiswa dengan tata bahasa lebih intelek dan tidak pada emosi yang meninggi.

Penulis  menyayangkan ada pemimpin redaksi Media Online  yang secara subyektif mengecam  BEM yang mau bertemu dengan Presiden Jokowi untuk duduk bersama  berdiskusi tentang segala permasalahan bangsa. Tulisan pemimpin redaksi itu seperti tidak menguasai Kode etik Jurnalistik yang harusnya membuat tulisan yang berimbang, tidak memihak, atau subyektif, mendasarkan tulisan pada fakta bukan sekedar opini pribadi.. Kalau kecewa dengan  pemerintahpun sebaiknya tetap ditulis dengan bahasa santun dan tidak provokatif.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun