Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Politikus, Ngeri-ngeri Sedap

14 Februari 2014   12:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:49 144 0
Memilih menjadi seorang politisi di Indonesia adalah sebuah pilihan mengerikan. Bayangkan sekarang ini masyarakat sudah Under estimate pada yang namanya wakil rakyat. Selama Reformasi bergulir sampai saat ini politikus telah ditempatkan sebagai tokoh antagonis. Lihat saja berdasarkan penelitian dan survey yang muncul di masyarakat politikus adalah orang yang berkecimpung dalam dunia yang penuh konflik, penuh rekayasa dan penuh intrik-intrik tidak sehat. Baca misalnya investigasi Tempo atau majalah -majalah yang bergumul dalam politik sebagai topik utama bahasan. Ngeri. Mereka diibaratkan tikus, digambarkan sebagai predator, pemangsa apa saja. Politikus sekarang jauh dari kesan positif. Kalaupun ada politikus yang bersih percuma saja karena akan tertutup oleh perilaku bejad politikus lainnya. Kasus korupsi yang merebak, suap-menyuap yang beredar antara legislatif dan pengusaha, antara pejabat publik, pengusaha,  artis dan kaum yang tampak selalu dan di publish(Katakanlah selebriti) setiap hari datang kasus korupsi. Ada yang kasus korupsi hanya beberapa lembar uang ada yang sampai satu koper lebaran warna Merah bahkan ada yang samapai tak terhitung banyaknya.

Jutaan uang negara ditilep politikus, dijadikan modal kampanye, dibuat sebagai perlambang kesuksesan dan dipergunakan untuk memperkaya diri sendiri dan kroni-kroninya. . Seperti lingkaran setan aura politisi selalu akan bergelimang uang, kekayaan. Padahal ketika seorang politisi bekerja jujur. katakanlah wakil rakyat yang duduk di parlemen gajinya lebih dari cukup untuk menghidupi diri sendiri dan keluarganya. Tapi tuntutan partai, tuntutan gaya hidup dan kebuasan untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya telah membantu politisi masuk dalam permainan kotor. Pokoknya harta yang terkeruk bisa dikatakan Wah Sedap nih, namun saat sudah terendus oleh KPK ihhh ngeri.

Saya tidak tahu bagaimana sosok Sutan Bhatoegana. Maksudnya kehidupan sebenarnya Sutan. Tapi dari wajahnya saya bisa menduga dan memaparkan dia orang yang lucu. Saya jadi teringat cerita pewayangan yaitu Togog. Personifikasinya hampir mirip. Togog adalah pembela kaum antagonis. Kalau Semar mengabdi pada orang yang digambarkan sebagai kesatria baik, Togog sebaliknya. Tapi dalam kata-katanya sebetulnya Togog sering menohok Tuannya, orang yang menjadi bosnya. Kritikannya yang tajam sering membuat telinga Tuannya marah. Togog memberi masukan sebenarnya tentang bakal musuh yang dihadapi Tuannya.

Kalau Sutan Bhatoegana?Banyak orang bercerita bahwa Sutan itu sebenarnya adalah orang baik hanya salah posisi. Dia berada di partai yang sekarang ini di lagi limbung tersengat oleh aroma korupsi. Lihat saja teman-temannya yang sudah masuk bui karena tersandung kasus korupsi. Si Cantik Angelina Sondakh, Nazarudin, Anas Urbaningrum, Andi Malarangeng, Itu tokoh yang kelihatan. Masih banyak kader partai lain yang terjerat korupsi. Kasus SKK Migas dan aroma suap di komisi VII DPR yang melibatkan Rudi Rubiandini dengan sejumlah kolega di DPR di komisi tersebut membuat Sutan dan Tri Yulianto akhirnya ditetapkan Oleh KPK untuk dilakukan cegah tangkal tidak boleh  bepergian ke luar negeri. Kasus ini sedang berjalan. akankah Sutan akan menjadi tersangka?

Bau dapur di parlemen memang sedap tapi  menjadi  bergidig menyaksikan kasus-kasus yang meruak dengan tingkah polah politisi baik di Senayan maupun yang tersebar di daerah-daerah. Sudah ribuan kasus korupsi yang melibatkan wakil rakyat, sudah tak terhitung kerugian negara akibat ulah para politisi yang mengatasnamakan wakil rakyat.

Tahun 2014, adalah tahun di mana calon wakil rakyat bertarung untung-untungan untuk mendapatkan jatah kursi di parlemen. Trik-trik kampanye sudah dilakukan jauh-jauh hari. Jauh sebelum masa kampanye sebenarnya. Sudah banyak orang yang mencuri start, melakukan kampanye terselubung. Melibatkan media massa, melibatkan lembaga survey dan perusahaan yang bisa mengorganisir suara dan menggerakkan opini publik untuk memilih salah satu calon wakil rakyat yang katanya akan menyuarakan keluh kesah masyarakat. Mereka Mencari simpati, merayu dengan kisah-kisah manis kesuksesan hidup dengan gelar akademik dan keagamaan terpampang tegas. Ini saya tokoh pilihanmu yang akan mewakili segala uneg-unegmu saat duduk di Dewan perwakilan rakyat. Betulkah?

Masyarakat sekarang boleh jadi sedang berang dengan kelakuan wakil rakyat.Ketika keadaan negeri sedang susah para wakil rakyat malah jalan-jalan ke luar negeri dengan dalih Kunjungan kerja atau studi banding. Saat dolar sedang  meroket tak henti-hentinya wakil rakyat  terjerat kasus korupsi, suap, manipulasi anggaran dan mencuri start kampanye. Stigma masyarakat terlanjur jelek. Jadi apapun usaha politisi memperbaiki citra dengan membangun brand di media masa rasanya saat ini bukan saat tepat untuk bisa meluluhkan hati masyarakat yang terlanjur tercabik-cabik.

Fenomena Golput akan datang lagi. Menurut saya banyak PR yang masih harus dikerjakan oleh politisi sekarang. Salah satu hal yang hilang pada masa sekarang ini adalah Karakter. Banyak orang pintar tapi tidak disertai dengan karakter yang baik yang mampu menjauh dari penyimpangan sosial terutama penyakit korupsi yang telah mengakar di segala lini. Sidang pembaca. Sekiranya anda calon politisi mampukah anda berjanji untuk tidak tergiur dengan tawaran "Surga kekayaan"saat sudah menjadi anggota DPR. Mampu berjanji untuk total membantu rakyat mewujudkan negara yang berkeadilan sosial dengan menajamkan visi membangun karakter bangsa menuju Indonesia Raya?Hanya Tuhan dan anda sendiri yang tahu!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun