Politik membuat bopeng wajah tampan dan cantik. Kecerdasan yang dimiliki hanya digunakan untuk membangun konspirasi, merencanakan makar, demi kekuasaan. Rasanya hampir semua negeri  saat ini tengah resah. resah oleh keadilan yang abstrak. Keadilan itu milik siapa?
Indonesia yang sedang bergerak dan membangun image baru berguncang oleh gula-gula politik yang berkembang deras di media massa. di media sosial komentar-komentar serabutan membangun suasana tampak tintrim, seakan-akan negeri ini tengah menuju kehancuran. semua orang bebas berkomentar, entah komentar itu hadir dari orang yang terdidik atau hanya sekedar beda. ada provokasi, ada sinisme, ada ilusi hingga akhirnya orang menjadi tidak percaya pada kebenaran berita yang beredar. Media mainstream jarang yang menggaungkan etika jurnalistik yang tidak memihak. Kritik media massa sudah pada taraf sedang membangun jurang menganga untuk memuluskan manusia Indonesia terjun bebas dalam upaya menegakkan demokrasi yang santun dan beradab. Pancasila cuma bergaung kecil diujung jurang, cuma berbunyi bagai desis angin sayup-sayup.
Modernitas keadapan berjalan pada individualisme karena manusia sekarang lebih dikendalikan teknologi. Merekalah dewa yang menguasai hajad hidup masa kini. Mereka tidak boleh dilupakan dan terlupakan karena sekali tidak menyentuh mereka akan linglung mau mengerjakan apa.
Wajah Bopeng negeri ini dipenuhioleh intrik-intrik selama 24 jam penuh, mengendalikan otak, mengendalikan emosi.Masihkah percaya jika beberapa tahun lagi Indonesia akan memimpin dunia menjadi negeri yang bisa bersaing dengan Amerika dan Cina sementara sepanjang hari negeri ini dipenuhi tikus-tikus yang mengerat dan menghisap APBN, dan mafia-mafia cerdas yang mampu mengobrak-abrik mentalitas anak muda negeri ini.
Politik sedang bergerilya untuk membangun opini publik sedangkan masyarakat rasanya semakin antipati dengan makluk bernama POLITIK. Bajingan yang menghuni kolong tempat tidur berdoa; Semoga negeri ini bisa terlelap hingga saya leluasa menggigit mereka.
Wajah Bopeng negeri ini cerminan kita yang cuma peduli kepentingan diri sendiri.