Dalam bisikan senyap, aksara terjalin, Â
Menyulam makna di balik keheningan, Â
Engkau, sang pencari dalam lorong sunyi, Â
Menemukan riak di antara baris-baris lengang.
Huruf-huruf menari dalam kesunyian malam, Â
Melukis cahaya di kanvas pikiranmu, Â
Mereka berbicara dengan nada tanpa suara, Â
Menyampaikan rahasia yang terpendam dalam hati.
Setiap titik dan garis membawa pesan, Â
Ibarat jiwa yang hidup dalam tinta, Â
Engkau mengerti bahasa tanpa bunyi, Â
Meresapi getaran yang tak terlihat oleh mata.
Ketika bibir tak mampu berucap, Â
Aksara menjadi juru bicara yang setia, Â
Mengalir seperti air, meresap seperti embun, Â
Menghantar rindu dan cinta yang tersembunyi.
Dalam ketiadaan suara, engkau mendengar, Â
Melalui huruf-huruf yang menyala dalam kegelapan, Â
Mereka adalah gema dari perasaan terdalam, Â
Yang hanya dapat disentuh oleh hati yang peka.
Dan saat malam semakin larut, Â
Aksara itu mengajakmu berkelana, Â
Menyusuri jejak-jejak kenangan yang terlupa, Â
Membangkitkan harapan yang terpendam di balik sunyi.
Dalam hening, engkau temukan jawaban, Â
Bahwa suara tidak selalu harus terdengar, Â
Karena di balik aksara yang kau rangkai, Â
Terdapat kehidupan yang lebih lantang dari kata-kata.