Kemarin ayah bicara padaku saat hari masih cukup pagi. Lewat telepon tentu saja karena pandemi memisahkan kami. Aku di perantauan, ayah di kampung halaman. Maukah bila kukirim mangga untukmu, ayah baru saja menjoloknya. Begitu ayah bertanya. Kamu belum merasakannya sedang masa panen hampir berlalu, katanya.
KEMBALI KE ARTIKEL