Kala pertama kausapa, rasa tak percaya penuhi rongga dada. Kau begitu membuana, sedang aku renik di rimba aksara. Tetap saja kaupersilakan aku duduk di terasmu. Lalu, dari sekadar menikmati suguhan, kaudorong aku turut mengolah sajian.
KEMBALI KE ARTIKEL