Para peneliti antropologi sejak lama tertarik oleh fenomena orang yang sepanjang hayatnya dipengaruhi oleh pemikiran dan tindakan orang lain di sekitarnya dan para tokoh itu kemudian mengembangkan konsep masyarakat sebagai sistem dari bagian-bagian yang saling berkaitan. Dalam hal ini ada dua pendekatan umum untuk menjelaskan bagaimana sistem sosial terbentuk, muncul selama abad ke-18 dan 19. Kedua pendekatan ini disebut interaksionis dan organik. Adam Smith mengusulkan teori interaksionis, yakni bahwa sistem sosial muncul dari interaksi individu-individu yang ingin memenuhi kepentingan mereka. Smith berpendapat bahwa masyarakat dibentuk oleh pembagian kerja. Pembagian kerja tersebut tidak diciptakan oleh kebijakan atau kearifan, melainkan asal-usulnya dari sifat-sifat alamiah manusia “untuk saling mempertukarkan suatu benda”.
Pendekatan kedua adalah pendekatan organik dari Comte, yang mengemukakan pandangan yang berlawanan, bahwasannya manusia secara intrinsic adalah makhluk sosial, dan hubungan-hubungan yang mereka bangun dari jauh dari kontrak-kontrak antara individu-individu yang bebas. Masyarakat memiliki organ-organ, seperti halnya tubuh seekor bintang, di mana fungsi dari suatu bagian ditentukan oleh tempatnya dalam keseluruhan tubuh.
Dari beberapa penjelasan diatas sudah jelas bahwa sistem sosial dengan antropologi memiliki hubungan yang erat. Hal ini tercermin dari dua pendekatan yang telah dijelaskan yaitu pendekatan interaksionis dan organic. Meskipun dari keduanya memiliki perngertian yang berlawanan tetapi jika dihubungkan dengan kajian antropologi memiliki peran penting.
Referensi :
Saiduddin. A.F (2005). Antropologi Kontemporer : Suatu Pengantar Kritis Mengenai Paradigma. Jakarta : Kencana