Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Jika Anak Mami dan Anak Papi bersatu ?

18 Februari 2011   12:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:29 262 1

Mirna adalah seorang dokter, berparas cantik, pintar dan merupakan anak kesayangan dari ayah. Walaupun Mirna mempunyai adik dan kakak tapi ayah selalu memberikan perlakuan khusus ke Mirna. Ayah akan selalu menuruti apa kemauan Mirna. Ayah juga membangga-banggakan Mirna ke teman-teman atau kerabat yang datang berkunjung. Pembicaraan selalu mengenai prestasi yang spektakular yang telah di raih oleh Mirna. Bagi Mirna ayah merupakan contoh atau role model yang sempurna dimatanya.

Mirna sangat dekat dengan ayah, apapun keinginan Mirna pasti akan di kabulkan ayah. Dan kalau Mirna bercerita mengenai ayah, sepertinya ayah adalah seorang yang tanpa cacat, sempurna, pokoknya ayah lah yang paling the best.

Doni adalah seorang dokter, sosok yang gagah dan tampan, pintar dan merupakan anak kesayangan Ibu. Karena prestasi belajar Doni yang cemerlang disekolah, penurut dan juga patuh membuat ibu selalu membanggakan Doni, baik didepan teman-temanya atau sanak famili. Ibu sealu memuji apa yang dilakukan Doni dan selalu memenuhi apa saja keperluan Doni. Sehingga kakak dan adiknya akan merasa iri karena ibu seperti nya tidak adil. Begitu juga dengan Doni, ibu adalah figur yang sempurna. Kalau Doni bicara tentang Ibu, pasti saya sudah "eneg " duluan mendengarnya.

Mirna dan Doni bertemu sewaktu mereka kuliah di fakultas kedokteran. Mereka sangat cocok sekali, yang satu cantik dan yang satunya lagi tampan. Tapi kenyataanya, sewaktu mereka pacaran sering putus nyambung. Mirna adalah tipikal wanita yang keras dan tegas tapi Doni adalah tipikal yang lembek, sulit megambil keputusan, ngak neko-neko, nurut dan tidak mau membuat keributan.

Tetapi akhirnya mereka menikah juga setelah menyelesaikan studi, dengan meraih ijazah dokter, dan kemudian mereka ditempatkan PTT (Pegawai Tidak Tetap) didaerah A. Disana mereka memperoleh seorang anak. Setelah PTT mereka diangkat jadi pegawai negri di kota B. Disana lahirlah anak kedua dan ketiga.

Hubungan Mirna dengan ibu mertua kurang harmonis, karena sang mertua terlau ikut campur dalam urusan keluarga mereka terutama masalah hal kecil yang berhubungan dengan keperluan Doni. Setiap saat sang mertua selalu menelfon anaknya.  Menanyakan apa sudah makan. Makannya pakai apa?. Ini yang membuat Mirna tidak senang dengan mertuanya, seolah-olah dia tidak becus melayani Doni.

Mirna dimata mertua bukanlah menantu yang baik dan dapat dibanggakan, berbeda dengan menantu yang lain yang dia sayangi dan selalu dia puji. Sehingga hubungan mereka kurang harmonis satu sama lain.

Doni adalah tipikal anak yang selalu tergantung kepada ibu. Nasehat ibu selalu diikuti. Pokonya serba ibu.  Doni tidak bisa mengelak dengan perlakuan ibunya yang mengagapnya seperti anak-anak.

Sebaliknya, Doni juga merasa jengkel juga kepada Mirna, karena kalau apa-apa selalu menanyakan kepada ayah. Apa pun yang mau dibeli selalu di konsultasikan dulu ke ayah. Pokoknya serba ayah.

Doni merasa ayah Mirna seolah-olah tidak ikhlas menyerahkan anaknya, ini terasa sekali kalau mereka bertemu, dimana hubungan mereka kurang mesra.

Kemudian mereka berdua pulang ke kampung halaman, karena mengambil program spesialis di almamater mereka. Sebagai tradisi di sumatra bahwa laki-laki harus tinggal di keluarga perempuan. Nah mulailah masalah timbul satu-persatu. Mirna yang anak kesayangan ayah, dimana segala urusannya selalu minta bantuan ayah, dan dia merasa ayah telah banyak membantu keluarganya. Karena ayahlah yang mengantar dan menyemput anak-anak Mirna kalau mereka sekolah. Begitu juga yang menjaga anak-anaknya di rumah. Peran Doni sebagai ayah telah digantikan oleh ayah Mirna. Sehingga Doni merasa tidak berarti. Karena daerah kekuasannya hanya di kamar ukuran 4x3 meter saja, diluar itu milik ayah Mirna.

Begitu juga dengan Doni, dia harus menjenguk ibunya setiap hari karena ibunya juga sudah tua. Ibunya merasa punya hak juga dengan anaknya. Kalau Doni tidak kerumah dalam sehari saja, pasti ibu akan menelfon ke rumah Mirna. Ini juga yang membuat Mirna bertambah jengkel dan mendidih, karena Doni terlalu di kungkung dan diatur oleh ibunya, dan ditambah lagi harus mengambil absensi di rumah ibu tiap hari. Sehingga peran Doni sebagai kepala keluarga tidak kelihatan.

Ditambah lagi kesibukan mereka sebagai residen yang tidak kenal waktu. Setiap hari mereka selalu bertengkar dengan masalah sepele. Kalau mereka bertengkar, saya sebagai sahabat tempat curhatan mereka, dan kemudian setelah di beri pengertian mereka baikan lagi. Begitulah kehidupan mereka, selalu putus nyambung.

Pada suatu hari Mirna datang kepada saya dengan curhat yang sangat serius sekali, bahwa dia tidak sanggup lagi menjalani kehidupan rumah tangganya dengan Doni. Dia ingin bercerai. Tapi saya sarankan supaya mereka tetap bersabar, sampai mereka menyelesaikan kuliah.

Setelah selesai kuliah mereka kembali ke kota B. Dan sejak itu mereka tidak ada lagi curhat mengenai rumah tangga mereka, sepertinya mereka sudah jadi keluarga yang bahagia.

Dari sketsa diatas, terlihat bahwa dari dua model pola asuh orang tua tradisional ini, akan mempengaruhi kehidupan keluarga muda tersebut. Ayah Mirna dan Ibu Doni yang terlalu dominan membuat keluarga muda tersebut tidak mandiri. Sebenarnya peran seorang ayah atau ibu yang dominan terhadap  anak tidak diperbolehkan lagi, ketika anak-anak mereka sudah menempuh jejang perkawinan. Karena Ayah Mirna telah menyerahkan Mirna sepenuhnya kepada Doni untuk dibimbing sewaktu pengucapan akad nikah dulu. Begitu juga ibu Doni harus dapat mengikhlaskan anaknya, Doni, di dilayani oleh Mirna.

Sebaiknya sebagai orang tua, mereka cuma hanya sebagai pengamat, pembinana dan pengarah terhadap perkawinan anak mereka, jika seandainya diperlukan. Kalau tidak diperlukan mereka harus diam ditempat.

Doni tentu harus dapat melepaskan diri dari kungkungan sang Ibu agar dia bisa mandiri dan dapat membimbing Istrinya. Begitu juga Mirna dia harus meninggalkan peran sang ayah, tanpa harus selalu minta saran dari ayah. Dan dia harus rela dan siap di bimbing oleh Doni. Tentu saja Doni harus jadi kepala keluarga yang baik dan jadi role model bagi Mirna, sehingga diharapkan mereka bisa jadi team work dikeluarga kecil mereka.

00OO00

Gambar diunduh dari geoogle.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun