Hari ini, 27 January, atase pendidikan kedutaan besar Indonesia di London berkunjung ke University of Sheffield. Ini merupakan kunjungan kerja pertama beliau sebagai atase, sejak sampai di UK pada bulan Desember 2010 yang lalu. Prof. Tubagus Achmad Fauzi Soelaiman adalah atase pendidkan Indonesia yang baru, yang mengantikan Prof. Riza Sihbudi yang sudah selesai masa baktinya di UK pada tahun 2010.
Tujuan beliau kesini salah satunya untuk menjalin kerjasama dengan University of Sheffield. Tujuan beliau pertama adalah mengunjungi Fakultas Hukum. Beliau akan mengundang salah seorang Profesor dari fakultas tsb, untuk memberikan seminar yang akan diadakan di Indonesia dalam waktu dekat ini.
Jam 10.40 GMT, kami dari PPI Sheffield, bertemu dengan beliau di Student Union. Disana kami juga di sambut oleh si cantik Mina Kasherova dari international officer, sambil tour melihat fasiltas yang ada di sana. Dengan bangga Mina mengatakan bahwa student Union ini merupkan salah satu yang terbaik di UK. Karena setiap tahun ada perengkingan kinerja dari student union se UK, studion union ini selalu menduduki rangking 1 atau 2. Si cantik Mina menjelaskan dengan detail apa saja fasilitas yang dapat digunakan oleh mahasiswa mulai dari Shoping area, jobshop, Cafe, aktivitas tempat kegiatan kemahasiswaan, Bar, ruang cinema dll.
Setelah melihat lebih jauh ternyata banyak sekali kegiatan yang positif dari student union ini. Dimana saat ini ada sekitar 12.000 mahasiswa yang terdiri dari 1000 dari European union, 5000 international student dari 99 negara dan sisanya home student. Ternyata kegitan ospek tidak ada disini kompasioner, kegiatannya sudah diagendakan untuk 1 tahun. Jadi kegiatan kemaha siswaannya, betul-betul untuk membantu agar mahasiswa dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan baik sambil mengembangkan bakat dan minat masing-masing.
Salah satu kegiatan yang kami lihat, ada kekigatan pembuatan Koran kampus, mengelola radio kampus, kegitan keolahragaan dan juga ada international food festival dan cultural night. Dimana perwakilan Indonesia selalu mengisi acara ini. Disamping itu PPI Sheffield juga mengisi salah satu kegiatan mahasiwa berupa pertunjukan angklung.
Disini, bapak Fauzi menyempatkan untuk diskusi dengan PPI Sheffield dan juga beliau menjelaskan program kerja beliau selama jadi atase di UK. Kegiatan penutup, dengan memberikan cendra mata yang diwakili oleh ketua PPI Sheffield, si Cantik Monica, kepada bapak Fauzi.
Kunjungan berikutnya ke Departemen of Physics and Astronomy disana bertemu dengan Dr. Alastair Buckley. Beliau adalah ahli di bidang Organic Electronics and Photonics, photovoltaic devices and systems, thin film devices.Saat ini beliau mengembangkan solar farm yang lebih murah dan terjangkau, dimana kita ketahui bahwa material untuk photovoltaic adalah silicon yang harganya sangat mahal dan sekarang beliau mengembangkan material plastic berupa polimer, yang di coating ke kaca, material fleksibel dll. Sehingga kaca-kaca dan atap gedung bisa dimanfaatkan sebagai solar farm. Sepertinya cocok di Indonesia dengan matahari yang berlimpah. Tapi kendala yang di hadapi di Indonesia, kata Prof. Fauzi yang juga guru besar Teknik Mesin ITB ini, adalah biaya maintenance dan battray yang mahal.
Tepat jam 12 GMT, kami sudah di sambut oleh Ms. Carrie Warr, Director of External Relations untuk mengunjungi Information common atau salah Perpustakaan di University of Sheffield. Perpustakaan ini terdiri dari 4 lantai. Fasilitas yang ada selain perpustakaan, juga ada ruang studi baik untuk sendiri atau belajar kelompok, cafe dan pojok Bisnis. Perpustakaan ini melayani peminjaman buku, jurnal ilmiah, baik yang ada di didalam dan di luar perpustakaan. Perpustakaan buka 24 jam selama 7 hari, dan juga dilengkapi shower dan ruang ibadah. Library ini dibagun atas sumbangan alumni dan donatur, pas di lobby terpampang nama-nama siapa penyandang dana.
Kunjungan selanjutnya adalah di Enterprise Zone. Tempat ini diperuntukkan bagi alumni yang lulus dari University of Sheffiled dalam 5 tahun terakhir. Di sini para alumni diberikan free workshop, mentoring, dan memberikan dana untuk memulai suatu bisnis. Tempat ini juga terbuka bagi International student yang ingin jadi enterpreneur di UK. Disini skill para alumni akan di tingkatkan melalui training simulasi bisnis dan bagaimana menjalankan sebuah bisnis. Mengembangan idea bisnis yang ada sehingga bisa diwujudkan.
Disini mereka akan di bimbingan oleh profesional yang telah sukses didunia bisnis. Mereka mendapat dana dari pemerintah dan ada juga dari pihak swasta. Pertanyaan bodoh yang saya lontarkan, kalau bisnisnya gagal bagaimana?. Jadi mereka tidak perlu mengembalikan uang yang telah dimodali, tapi jarang sekali yang gagal karena sudah di seleksi secara ketat. Setiap tahunya ada sekitar 30 proporsal yang didanai. Karena UK sendiri sangat memelukan entrepreneur ini untuk membuka lapangan kerja sebanyak mungkin.
Disini disediakan ruangan untuk praktek, seperti ruangan untuk negosiasi dengan client. Jadi ruangan didesain sedemian rupa, solah-olah mereka sedang negosiasi.
Saya rasa ini perlu di contoh, oleh universitas yanga di Indonesia. Bagaimana alumni mau berusaha kalau modal, pelatihan dan bimbingan tidak ada. Saya jadi tertarik juga untuk jadi enterprenuer di UK, malah untuk International student mereka akan membantu untuk pengurusan visa. Wow....saya jadi berubah pikirin mau jadi penulis atau entrepreneur.
Pas jam makan siang jam 13.15 GMT, kami sudah di tunggu oleh Prof. Paul White, Pro-Vice Chancellor for Learning & Teaching diruangan Tapestry Room, Firth Court. Ini merupakan gedung rektorat dimana vice cancelor berkantor. Kami juga berkesempatan mengunjungi ruang senat dimana para senat Universitas mengadakan rapat senat yang di pandu oleh Prof. White yang sangat ramah itu.
Ramah tamah dilakukan sambil makan siang, salah satu topik pembicaraan adalah masalah Peraturan Imigrasi yang baru. Ini merupakan isu yang lagi hangat bagi International student. Sejak krisis ekonomi melanda UK banyak lapangan kerja yang tutup, sehingga kantor Imigrasi (UK border) membuat peraturan baru salah satunya student tidak boleh lagi bekerja kecuali hanya di universitas dan alumni tidak diberikan lagi visa untuk mencarikerja di UK.
Prof. Fauzi juga berkesempatan menyerahkan proporsal kerjasama pendidikan antara Universitas di Indonesia dengan Sheffield University. Dan diakhiri penyerahan cendra mata dari Pro-vice cancelor.
Jam 2.20, berakhir sudah rangkaian kunjungan atase pendidikan kedutaan besar Indonesia di London di University of Sheffield. Selanjutnya belaiu menuju Manchester untuk bertemu dengan para pelajar Indonesia disana.
Sebelumnya kami pamitan dulu kepada Ms. Carrie Warr yang telah mengkoordinir kedatangan kami secara peofesional dan tepat waktu. Service yang mereka berikan sangat memuaskan.
Semoga keberadaanBapak Fauzi sebagai atase pendidikan di UK untuk periode 3 tahun ke depan, akan memberikan kontribusi yang besar dan membuka jaringan atau network antara University yang ada di Indonesia dan Universitas di UK untuk masa yang akan datang. Dengan dunia yang semangkin sempit, kerjasama riset sangat penting, dan universitas di Indonesia harus mengambil bagian agar menjadi universitas yang berkelas internasional. Semoga Prof. Fauzi dapat merealisasikannya.Selamat bekerja dan selamat datang di UK Pak Fauzi!.