17 Desember 2015 19:20Diperbarui: 17 Desember 2015 19:222318
Engkau terkulai Menangisi hitam negeri penghujat Dan nafas mengepul mempertaruhkan nyawa angkara kuasa Yang caci makinya Sesak menghimpit punggung angkasa -bumi Yang tatapannya Liar menggerakkan tangan hitam bergelimpangan nafsu
Negeri ini Tempat riak titisan hitam waris jelujur rakus berpuluh tahun Dari tirani buta penabur gemerlap surga berkalang mendung Yang lahirkan Gelap jiwa berselimut indah Yang lukisannya Lekat di kanvas berjejak terburai masa lalu Yang tak lenyap Oleh serapah riuh berbagai penjuru angin
Satu demi satu Engkau merafal huruf-huruf semu faqir haus Engkau pukul bertubi-tubi ke dalam benak hati penghianat mandat Yang dituangkan Dari ucap jiwa kerdil pengeja mantra tak bermakna Yang tanyanya Berselimut topeng rupa mengemas kabut di bawah langit gelap
Dari tanganmu Berkibar panji-panji mulia seiring melesat cepat kibar digjayamu Melindas pecatur buas di buku ego penginjak nilai sesama Yang tudingannya Memutarbalikkan nirwana hati manusia Yang hasutannya Menghanyutkan jejak kaki perkasa kokoh berdiri di relung kebenaran Lalu Kau rangkul kutub para pembenci Kau lebur bersama pemilik hati nurani
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Akun Terverifikasi
Diberikan kepada Kompasianer aktif dan konsisten dalam membuat konten dan berinteraksi secara positif.