Teringat sabda Nabi Saw. kepada salah seorang sahabatnya yang bernama Anjasyah (seorang pemandu unta khusus bagi istri-istri nabi Saw).
Saat itu Anjasyah memandu unta Ummahatul mukminin dengan agak tergesa-gesa sehingga membuat para istri nabi terlihat tidak nyaman.
Melihat hal tersebut Nabi lantas menegurnya, "Hai Anjasyah berlaku lembutlah terhadap gelas-gelas kaca". Hadis ini di riwayatkan oleh Imam Bukhari.
Perumpamaan Rasulullah yang sangat indah untuk istri-istrinya itu menandakan betapa Beliau tahu benar karakter seorang perempuan.
Kaca adalah gambaran dari suatu benda yang rapuh dan mudah pecah tanpa kehati-hatian dalam memperlakukannya bisa-bisa pecah berantakan dan tidak mungkin untuk disatukan lagi.
Gelas yang telah pecah tak mungkin menyatu kembali meski berhasil di rekatkan tetapsaja ada bekas sambungan-sambungannya.
Itulah hati seorang wanita jika sudah terluka susah kembali seperti sediakala.
Wanita itu adalah ibu kita, istri kita, adik wanita kita dan anak perempuan kita.