Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Postmodernisme dan Keserbamungkinan Kebenaran

4 Desember 2009   08:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:04 1997 0
Kedigdayaan Sains modern yang cenderung didominasi oleh analisis logis yang menolak tiap pembicaraan penuh makna tentang yang transcendental dan yang spiritual serta menganggap pembicaraan metafisika adalah sampah dan omong kosong menghasilkan berbagai ragam pemikiran dan pilsafat. Pemikirannya kemudian melahirkan ragam teknologi luar biasa yang mampu menghubungkan orang dari berbagai dunia, dengan satelitnya dan berbagai perangkat teknologi informasi. Teknologi informasi menjadikan dunia menjadi kecil, sehingga pepatah kita yang mengatakan ‘dunia tidak selebar daun kelor' jelas tidak berlaku lagi. Justeru sebaliknya dunia kini menjadi selebar daun Kelor. Patricia Aburden dalam megatrend 2000 menyebut dunia sebagai global village atau desa Global. Orang-orang dari berbagai dunia kini bisa terhubung, dunia menjadi tanpa batas, letak geografis, lautan dan terpisahnya benua tidak menjadi halangan. Budaya dari berbagai peradaban pun tercampur aduk dalam satu nuansa, budaya global, atau dalam istilah Samuel P. Huntington di sebut sebagai universalisme budaya; Budaya pemikiran yang sering dicirikan dengan dominasi rasio, budaya fesyen, ekonomi kapitalis, free sex, eksploitasi Sumber daya alam, narkoba, globalisasi bola, gerakan feminsime ekstrim, terkuburnya spiritualisme dan juga religiusitas dan lain sebagainya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun