Sebelum memasuki perumahan, saya berjalan melewati jembatan penyeberangan di atas busway dekat rel kereta dan melihat seorang kakek yang sudah sangat tua, sedang duduk termenung sambil memandangi jalan yang pada saat itu memang sedang macet-macetnya dengan tatapan kosong. Entah apa yang ada di pikirannya. Semangat hidup jelas sudah menghilang dari tatapannya. Dia hanya duduk dan menunggu belas kasihan warga yang lalu lalang di sekitarnya.
Kemudian saya terus berjalan, dan melihat ada sekumpulan remaja yang duduk-duduk nongkrong menggoda cewek yang juga baru pulang kerja. Dengan asap rokok yang terus mengepul, mereka berbicara sedikit kemudian tertawa nyaring seakan-akan sedang menonton acara lawak paling lucu sedunia.
Dan menjelang belokan terakhir, yang saya lihat ada 2 anak kecil yang masih berusia balita berlarian di depan saya dengan wajah riang, senang, dan bahagia, kemudian disusul dengan teriakan ibunya yang menyuruh mereka untuk berjalan pelan-pelan.
Dari 3 hal yang saya lihat, 3 hal pula yang saya tangkap.
Saat masih anak-anak, kita senang berlari. Bahkan orangtua kita pun kewalahan menyuruh kita berhenti berlari karena mereka takut kita terjatuh.
Namun perubahan terjadi saat kita memasuki usia remaja menjelang dewasa. Di saat itu harusnya kita "berlari", tapi kita memilih hanya untuk berjalan, bahkan duduk manis terbuai dalam suasana dan kebahagiaan semu.
Dan pada akhirnya di saat tua kita mulai sadar, dan mulai mencoba berlari dengan tenaga yang tersisa dan nafas yang terengah-engah dan diliputi penyesalan yang mendalam.
Manfaatkan waktumu untuk meningkatkan kualitas hidupmu yang cuma tersisa satu.
Mumpung masih muda, ayo kerja keras!
Regards,
Dwindy Stanza