Menyimak pernyataan tersebut dan menghubungkan dengan fakta yang terjadi selama kepemimpinan SBY sebagai Presiden Republik Indonesia tercatat beberapa bencana alam yang sangat dahsyat yang melanda negeri yang indah ini datangnya silih berganti mulai dari :
1. tsunami aceh 26 Desember 2004 yang menelan korban menurut kantor berita Reuters, jumlah korban Tsunami diperkirakan sebanyak 168.183 jiwa dengan korban paling banyak diderita Indonesia, 115.229 (per Minggu 16/1/2005). Sedangkan total luka-luka sebanyak 124.057 orang, diperkirakan 100.000 diantaranya dialami rakyat Aceh dan Sumatera Utara.
2. Gempa bumi Yogyakarta Mei 2006 adalah peristiwa gempa bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih pukul 05.55 WIB selama 57 detik. Gempa bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter. United States Geological Survey melaporkan 6,2 pada skala Richter dengan korban tewas sebanyak 6.234 orang,
3. Gempa Bumi dan Tsunami Pangandaran 17 Juli 2006 berkekuatan 6.8 skala Richter melanda pesisir selatan pula Jawa, tepatnya di Pangandaran, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat pada sekitar pukul 15.16 WIB.dengan korban sebanyak 300 korban tewas dan 160 orang hilang. Selain menimbulkan banyak korban jiwa, gelombang tsunami tersebut juga menyebabkan lebih dari 26,000 orang kehilangan tempat tinggal.
4. Adam Air Penerbangan KI-574 adalah sebuah penerbangan domestik terjadwal Adam Air jurusan Surabaya-Manado, 1 Januari 2007, yang hilang dalam penerbangan dengan korban tewas 106 orang,
5. Lapindo.. semburan lumpur yang telah menyengsarakan ribuan orang.
6. Peristiwa tabrakan kereta api yang setiap tahun memakan korban yang tidak sedikit terakhir pada tanggal 2 oktober 2010 terjadi peristiwa KA Senja Utama jurusan Pasar Senen-Semarang berhenti di salah satu dari dua jalur rel Stasiun Petarukan ditabrak KA Agro Bromo Anggrek menyeruduk dari belakang,
7. Gempa sumatera Barat, Bencana banjir bandang wasior, tsunami mentawai, merapi meletus telah menelan korban tewas mencapai ribuan orang dan mengunggsi puluhan ribu orang.
8. Peristiwa bentrokan antara suku, antar desa, antara komunitas seperti ditarakan dll terjadi sepanjang tahun dan seperti tidak ada hari tanpa bencana dan bentrokan sesama masyarakat Indonesia yang sebelumnya hidup berdampingan dengan penuh kedamaian dan kerukunan.
Kalau sudah seperti ini seharusnya kita seluruh masyarakat Indonesia merenung dan merenung ... kenapa bencana, bentrokan dan kekerasan selalu dan mungkin akan terjadi lagi. Karena dengan merenung kita akan menyadari apakah ada yang kurang dalam berbangsa dan bernegara, atau apakah ada kesalahan yang terjadi antara sesama yang tidak pernah kita sadari, sehingga perlu ada upaya kerukunan Nasional.
Apa yang dikatakan pak Permadi mungkin perlu di analisa dan dikaji dengan membandingkan kejadian-kejadian bencana alam, bentrokan2 dan kekerasan selama pemerintahan yang telah lalu dan kejadian-kejadian pada masa pemerintahan sekarang sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan kebenaran dari pernyataan itu.
Sedangkan pernyataan salah satu anggota partai pendukung koalisi yang mengusung SBY-Boediono yakni Marwan Ja'far dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang menolak pernyataan Permadi. Bahwa Indonesia porak poranda bukan karena faktor klenik malapetaka, tapi karena SBY mendapat limbah dari pemimpin Orde Baru sebelumnya.
Pernyataan seperti ini kurang benar, mungkinkah suatu bencana alam dapat di wariskan kepada orang lain, apakah bukti bahwa kejadian merapi, gempa Sumatera Barat, Tsunami Aceh, Lapindo, banjir wasior, kereta api tabrakan dan lain-lain kejadian yang memilukan hati bangsa ini adalah kesalahan orang pendahulu kita.
Kalau berbicara tentang kerusakan lingkungan hidup, hutan rusak sebagai penyebab banjir, tanah longsor perubahan Iklim tetapi untuk kejadian gempa didasar laut, gunung meletus pengaruh kerusakan hutan terhadap peristiwa tersebut tidak ada. Tentang laju kerusakan hutan pada pemerintahan orde baru diperkirakan hanya 1,5-2 juta ha pertahun tetapi kerusakan hutan setelah orde baru diperkirakan 3- 4,5 jua ha pertahun.
Untuk itu pernyataan bapak kita yang terhormat yang selalu menyalahkan masa lalu tidak mempunyai dasar kebenaran dan fakta, tetapi berdasarkan imajinasi yang tidak didukung data yang jelas.
Demikian rangkaian kata... sebagai suatu bahan renungan bagi kita karena banyaknya pernyataan-pernyataan yang mengaburkan pandangan publik..