Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Penyakit Infeksi Menular Seksual yang Disebabkan Bakteri

8 Oktober 2010   02:47 Diperbarui: 4 April 2017   18:06 6045 0
Gonore Gonere adalah penyakit yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae, yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan dan bagian putih mata ( konjungtiva ). Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada wanita , gonore bisa menjalar ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput didalam pinggul sehingga timbul nyeri pinggul dan gangguan reproduksi.( Syaiful Fahmi Daili ( 2002 ), Gejala penyakit kencing nanah mungkin tidak begitu nyata lagi, namun jika dilakukan pemeriksaan getah prostat, nanah akan keluar bersama lendir (lewat urut prostat ). Gejala kencing nanah yang masih baru sangat nyata. Dari liang penis pada pria atau di mulut vagina pada wanita, menetes nanah menyerupai susu kental manis yang biasanya meninggalkan flek di celana dalam. Nanah umumnya menetes waktu bangun tidur pagi hari (morning drip). Jika penyakit sudah berlangsung menahun (lebih dari 6 bulan), gejala itu mungkin tidak lagi nyata. Penyakit biasanya sudah bersarang masuk jauh ke organ reproduksi yang lebih dalam. Pada pria sudah ke buah zakar, atau sudah sampai ke kelenjar prostat dan pada wanita bisa sampai ke saluran telur tuba. Hampir sama dengan kencing nanah ada jenis kuman lain yang juga ditularkan lewat hubungan seks, yakni kuman chlamydia. Di AS, penyakit ini ditakuti sebab menyerang sebagian besar pria dewasa yang diperoleh dari wanita penghibur, prostitusi atau kegiatan seks bebas.Mirip kencing nanah, gejala chlamydia juga ada yang menetes dari liang penis, namun tidak kental seperti kencing nanah. Gejala lainnya timbul pembengkakan kelenjar. Jika kencing nanah atau chlamydia suami terlanjur menulari istri dan jenis kumannya tergolong yang sudah kebal obat tentu akan mengganggu jalannya perkawinan. Pada pria, gejala awal gonore biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah terinfeksi. Gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra dan beberapa jam kemudian diikuti oleh nyeri ketika berkemih serta keluarnya nanah dari penis. Sedangkan pada wanita, gejala awal biasanya timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi. Penderita seringkali tidak merasakan gejala selama beberapa minggu atau bulan, dan diketahui menderita penyakit tersebut hanya setelah pasangan hubungan seksualnya tertular. Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Tetapi beberapa penderita menunjukkan gejala yang berat, seperti desakan untuk berkemih, nyeri ketika berkemih, keluarnya cairan dari vagina, dan demam. Infeksi dapat menyerang leher rahim, rahim, saluran telur, indung telur, uretra, dan rektum serta menyebabkan nyeri pinggul yang dalam ketika berhubungan seks. Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubungan seks melalui Anus (anal sex) dapat menderita gonore pada rektumnya. Penderita akan merasakan tidak nyaman di sekitar anusnya dan dari rektumnya keluar cairan. Daerah di sekitar anus tampak merah dan kasar, serta tinjanya terbungkus oleh lendir dan nanah. Hubungan seksual melalui mulut (oral sex) dengan seorang penderita gonore biasanya akan menyebabkan gonore pada tenggorokan (faringitis gonokokal). Umumnya infeksi tersebut tidak menimbulkan gejala, namun terkadang menyebabkan nyeri tenggorokan dan gangguan untuk menelan. Jika cairan yang terinfeksi mengenai mata, maka bisa menyebabkan terjadinya infeksi mata luar (konjungtivitis gonore). Bayi yang baru lahir juga bisa terinfeksi gonore dari ibunya selama proses persalinan sehingga terjadi pembengkakan pada kedua kelopak matanya dan dari matanya keluar nanah. Jika infeksi itu tidak diobati, maka akan menimbulkan buta Diagnosis penyakit gonore didasarkan pada hasil pemeriksaan mikroskopik terhadap nanah, dimana ditemukan bakteri penyebab gonore. Jika pada pemeriksaan mikroskopik tidak ditemukan bakteri, maka dilakukan pembiakan di laboratorium. Gonore biasanya diobati dengan suntikan tunggal seftriakson intramuskuler (melalui otot) atau dengan pemberian antibiotik per-oral (melalui mulut) selama satu minggu (biasanya diberikan doksisiklin). Jika gonore telah menyebar melalui aliran darah, biasanya penderita dirawat di rumah sakit dan mendapatkan antibiotik intravena (melalui pembuluh darah atau infus). Berbeda dengan hepatitis C, suami yang mengidap kencing nanah (gonorrhoe) bukan tidak tahu kalau dirinya mengidap kencing nanah. Jika suami mengidap kuman kencing nanah yang bandel, bisa jadi penyakit kencing nanahnya belum sembuh betul. Tak jarang, calon pengantin yang kena kencing nanah sudah bolak-balik berobat namun belum sembuh juga. Karena takut menulari pasangannya, pasien pun menunda-nunda hari perkawinannya tanpa memberi tahu pihak calon istri apa sebabnya. Ada generasi kuman kencing nanah yang memang bandel. Gejala penyakit kencing nanahnya mungkin tidak begitu nyata lagi, namun jika dilakukan pemeriksaan getah prostat, nanah akan keluar bersama lendir (lewat urut prostat). Gejala kencing nanah yang masih baru sangat nyata. Dari liang penis pada pria atau di mulut vagina pada wanita, menetes nanah menyerupai susu kental manis yang biasanya meninggalkan flek di celana dalam. Nanah umumnya menetes waktu bangun tidur pagi hari (morning drip). Jika penyakit sudah berlangsung menahun (lebih dari 6 bulan), gejala itu mungkin tidak lagi nyata. Penyakit biasanya sudah bersarang masuk jauh ke organ reproduksi yang lebih dalam. Pada pria sudah ke buah zakar, atau sudah sampai ke kelenjar prostat dan pada wanita bisa sampai ke saluran telur tuba. Hampir sama dengan kencing nanah ada jenis kuman lain yang juga ditularkan lewat hubungan seks, yakni kuman chlamydia. Di AS, penyakit ini ditakuti sebab menyerang sebagian besar pria dewasa yang diperoleh dari wanita penghibur, prostitusi atau kegiatan seks bebas. Mirip kencing nanah, gejala chlamydia juga ada yang menetes dari liang penis, namun tidak kental seperti kencing nanah. Gejala lainnya timbul pembengkakan kelenjar. Jika kencing nanah atau chlamydia suami terlanjur menulari istri dan jenis kumannya tergolong yang sudah kebal obat tentu akan mengganggu jalannya perkawinan. ( Lukman Hakim, 2005 ). Infeksi genital non spesifik Infeksi genital non spesifik ( IGNS ) merupakan infeksi traktus genital yang disebabkan oleh penyebab yang non spesifik. Istilah ini mulai digunakan di Inggris sejak tahun 1972 yang meliputi berbagai keadaan, yaitu uretritis non spesifik, proktitis nonspesifik pada pria homoseksual, dan infeksi nonspesifik pada wanita.( Hans Lumintang, 2005 ) Uretritis nonspesifik ( UNS ) ialah peradangan uretra yang penyebabnya dengan pemeriksaan laboratorium sederhana tidak dapat dipastikan atau diketahui. Uretritis non gonore( UGN ) ialah peradangan uretra yang bukan disebabkan oleh kuman Neisseria gonorrhoea. Kedua istilah ini sering dianggap sama, tetapi bila semua UNS adalah non - gonore, tidak se,ua UGN adalah nonspesifik. IGNS pada wanita umumnya menunjukkan infeksi pada serviks, meskipun infeksi menular seksual nonspesifik pada wanita dapat menyerang uretre maupun vagina. Istilah UNS dan UGN lebih sering digunakan untuk pasien pria. Sipilis Sifilis adalah penyakit infeksi yang disebab oleh Treponema pallidum, merupaka penyakit kronis dan bersifat sistemik, selama perjalanan penyakit dapat menyerang seluruh organ tubuh, ada masa laten tanpa manifestasi lesi di tubuh, dan dapat ditularkan kepada bayi di dalam kandungan ( Namyo O.Hutapea, 2001 ) Penularan biasanya melalui kontak seksual; tetapi, ada beberapa contoh lain seperti kontak langsung dan Kongenital sifilis (penularan melalui ibu ke anak dalam Uterus Gejala dan tanda dari sifilis banyak dan berlainan; sebelum perkembangan tes serologikal, diagnosis sulit dilakukan dan penyakit ini sering disebut "Peniru Besar" karena sering dikira penyakit lainnya. Di Amerika Serikat, dilaporkan sekitar 36.000 kasus sifilis tiap tahunnya, dan angka sebenarnya diperkiran lebih tinggi. Sekitar tiga per lima kasus terjadi kepada lelaki.Bila tidak terawat, sifilis dapat menyebabkan efek serius seperti kerusakan sistem saraf, Jantung, atau Otak. Sifilis yang tak terawat dapat berakibat fatal. Orang yang memiliki kemungkinan terkena sifilis atau menemukan pasangan seks-nya mungkin terkena sifilis dianjurkan untuk segera menemui dokter secepat mungkin. Sifilis dapat dirawat dengan Penisilin atau Antibiotik lainnya. Menurut statistik, perawatan dengan pil kurang efektif dibanding perawatan lainnya, karena pasien biasanya tidak menyelesaikan pengobatannya. Cara terlama dan masih efektif adalah dengan penyuntikan procaine penisilin di setiap pantat ( procaine diikutkan untuk mengurangi rasa sakit); dosis harus diberikan setengah di setiap pantat karena bila dijadikan satu dosis akan menyebabkan rasa sakit. Cara lain adalah memberikan kapsul Azithromycin lewat mulut (memiliki durasi yang lama) dan harus diamati. Cara ini mungkin gagal karena ada beberapa jenis sifilis kebal terhadap azithromycin dan sekitar 10% kasus terjadi pada tahun 2004. Perawatan lain kurang efektif karena pasien diharuskan memakan pil beberapa kali per hari. Perawat kesehatan profesional mengusulkan seks aman dilakukan dengan menggunakan kondom bila melakukan aktivitas seks, tapi tidak dapat menjamin sebagai penjaga yang pasti. Usul terbaik adalah pencegahan aktivitas seksual dengan orang yang memiliki penyakit kelamin menular dan dengan orang berstatus penyakit negatif. Ulkus Mole, Ulkus Mole atau sering disebut choncroid. Ialah penyakit infeksi genitalia akut, setempat, inokulasi sendiri ( autoinoculable ) , disebabkan oleh Haemophilus ducreyi , dengan gejala klinis khas berupa ulkus pada tempat masuk dan seringkali disertai supurasi kelenjar getah bening regional ( Wresti Inriatmi B.M , 2005 ) Limfogranuloma Venerium ( LGV ) Limfogranuloma Venerium ( LGV ) adalah infeksi menular seksual disebabkan oleh jenis Chlamydia trachomatis yang mengenai saluran pembuluh limfe dan kelenjar limfe, terutama pada daerah genital, inguinal, anus dan rektum ( Harijono K.S , 2002 ) Sebuah luka kecil yang tidak sakit di daerah kemaluan (biasanya tidak diperhatikan) biasanya diikuti oleh pembengkakan yang menyakitkan dan parah dari kelenjar dan jaringan-jaringan di sekitarnya. Hal ini terjadi antara 5-30 hari setelah penularan pertama. Diagnosis dilakukan dengan cara pembiakan cairan dari luka atau pembuktian akan adanya kuman dengan sebuah tes antigen. Vaginosis Bakterial Vaginosis bakterial adalah sindrom klinik akibat pergantian Lacto­basillus Spp penghasil H2O2 yang merupakan flora normal vagina dengan bakteri anaerob dalam konsentrasi tinggi (contoh: Bacteroides Spp, Mobiluncus Spp), Gardnerella vaginalis, dan Mycoplasma hominis (Zainuddin Maskur, Harry L. Makalew, 2003) Gardnerella vaginalis Berbagai kepustakaan, selama 30 tahun terakhir membenarkan ob­servasi Gardner dan Dukes' bahwa G vaginalis sangat erat hubung­annya dengan vaginosis bakterial. Meskipun demikian dengan media kultur yang sensitif G. vaginalis dapat diisolasi dalam kon­sentrasi yang tinggi pada wanita tanpa tanda-tanda infeksi vagina. G.vaginalis dapat diisolasi pada sekitar 95% wanita dengan vagi­nosis bakterial dan 40-50% pada wanita, tanpa gejala vaginitis atau pada penyebab vaginitis lainnya. Sekarang diperkirakan bahwa G.vaginalis berinteraksi melalui cars tertentu dengan bakteri an- aerob dan mycoplasma genital menyebabkan vaginosis bakterial ( Zainuddin Maskur, Harry L. Makalew,2005 ). Bakteri anaerob Bacteroides Spp diisolasi sebanyak 76% dan Peptostreptococcus sebanyak 36% pada wanita dengan vaginosis bakterial. Pada wanita normal kedua tips anaerob ini lebih jarang ditemukan. Penemuan spesies anaerob dihubungkan dengan penurunan laktat dan peningkatan suksinat dan asetat pada cairan vagina. Setelah terapi dengan metronidazole, Bacteroides dan Peptostreptococcus tidak ditemukan lagi dan laktat kembali menjadi asam organik yang predominan dalam cairan vagina. Spiegel menyimpulkan bahwa bakteri anaerob berinteraksi dengan G.vaginalis untuk menimbul­kan vaginosis. Peneliti lain memperkuat hubungan antara bakteri anaerob dengan vaginosis bakterial. Menurut pengalaman kami Bacteroides Spp paling Bering dihubungkan dengan vaginosis bakterial. Mikroorganisme anaerob yang lain yaitu Mobiluncus Spp, merupakan batang anaerob lengkung yang juga, ditemukan pada vagina bersama-sama dengan organisms lain yang dihubung- kan dengan vaginosis balcterial. Mobiluncus Spp hampir tidak pemah ditemukan pada wanita normal, 85% wanita dengan vaginosis bakterial mengandung organisme ( Zainuddin Maskur, Harry L. Makalew,2005 ). Mycoplasma hominis Berbagai peneliti menyimpulkan bahwa Mycoplasma hominis jugs harus dipertimbangkan sebagai agen etiologik untuk vaginosis bakterial, bersama-sama, dengan G.vaginalis dan bakteri anaerob.3 Prevalensi tiap mikroorganisme ini meningkat pada wanita dengan vaginosis bakterial. Organisms ini terdapat dengan konsentrasi 100-1000 kali lebih besar pada wanita dengan vaginosis bakterial daripada wanita normal ( Zainuddin Maskur, Harry L. Makalew,2005 ). Wanita dengan vaginosis bakterial dapat tanpa gejala atau mem­punyai bau vagina yang khas yaitu bau amis, terutama waktu berhubungan seksual. Bau tersebut disebabkan adanya amin yang meng­uap bila cairan vagina menjadi basa. Cairan seminal yang basa (pH 7,2) menimbulkan terlepasnya amin dari perlekatannya pada protein dan amin yang menguap menimbulkan bau yang khas. Walaupun beberapa wanita mempunyai gejala yang khas, namun pada sebagian besar wanita dapat asimtomatik. Pada pemeriksaan terdapat sekret yang homogen, tipis dan cair. Berbeda dengan sekret normal vagina yang lebih tebal dan terdiri atas kumpulan Bel epitel vagina yang memberikan gambaran berkelompok atau menggumpal. Sekret vaginosis bakterial berwarna putih atau keabu-abuan. Sekret yang berwarna kekuningan atau hijau purulen eras hubungannya dengan trikomoniasis atau servisitis, tetapi tidak dengan vaginosis bakterial. Pada penderita dengan vaginosis bakterial tidak ditemukan inflamasi pada vagina dan vulva. Vaginosis bakterial dapat timbul bersama infeksi traktus genital bawah seperti trikomoniasis dan servisitis sehingga menimbulkan gejala genital yang tidak spesifik.( Zainuddin Maskur, Harry L. Makalew,2005 ). Peningkatan konsentrasi bakteri intravaginal, bersama-sama dengan pergeseran ke flora virulen yang lebih banyak dapat me­rupakan predisposisi komplikasi obstetrik dan ginekologik tertentu. seperti korioamnionitis, infeksi cairan arninnion, infeksi pada mass nifas, penyakit radang panggul, kelahiran prematur dan his premature Joesoef dkk membuktikan hubungan bermakna antara kehamilan 16-20 minggu dengan kelahiran prematur, pada 3 rumah sakit di Jakarta. Kenyataan ini mengubah vaginosis bakterial dari penyakit yang hanya menyebabkan gangguan keputihan ke potensi infeksi traktus genital atas yang serius.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun