Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga

Hilangnya Seorang “Predator”

18 Juli 2012   14:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:49 1089 0


Fair Play. Kata itu pastinya terpapar di papan pertandingan sepakbola resmi FIFA. Tiba-tiba terbersit satu kejadian. Bukan, bukan gaya pukul-pukulan sepakbola kita ataupun menyeruduk wasit khas tarkam. Itu bukan Fair Play, bahkan disebut pertandingan sepakbola pun tidak layak.


Saya hanya mengingat bagaimana striker Robbie Fowler dijegal oleh David Seaman di kotak terlarang. Sekira tahun 1997, Liga Inggris mempertandingkan Arsenal vs Liverpool. All-time hero saya, Robbie Fowler mendapat tendangan 12 pas. Uniknya, sebelum mendapat penalti, Fowler menolak menyebut itu pelanggaran. Fowler diving dan secara kebetulan Seaman ada di depannya. Penalti pun diambil. Dengan setengah hati Fowler menendang pelan ke arah Seaman. Sikapnya menunjukkan ia mengakui diving yang ia perbuat. Highbury, kandang Arsenal saat itu aplaus pada sikap fair play Fowler. Begitu juga dengan FIFA yang menyematkan FIFA Fair Play Award kepadanya.


Sejauh memori mengingat, saya hanya hapal 3 orang striker bertipe predator kelas wahid —atau dalam istilah sepakbola “Poacher”. Pertama adalah Filippo Inzaghi, Ruud van Nistelroy dan terakhir Robbie Fowler. Nama terakhir mungkin terdengar asing. Tapi bagi penyaksi Liga Inggris 1990-an, sudah pasti tahu.


Apa kelebihannya? Postur, tinggi badan, kecepatan ataukah stamina? Dia cuma punya insting mencetak gol. Meski zaman keemasannya di Liverpool tak bertabur piala, ia tetap diingat striker tersubur di Liverpool setara Ian Rush.


Untuk poacher atau predator kelas dunia tiada tara, jelas Filippo Inzaghi terdepan. Taburan piala dan gol ia bukukan dari Atalanta, Juventus sampai AC Milan. Kemudian kita bertanya, apa kelebihannya? Serupa dengan Robbie Fowler, hanya insting. Bahkan secara teknik individu ia kalah jauh dengan Fowler. Raja offside, sebutannya. Tapi itulah ia, insting mengatakan manusia pasti sesekali salah. Saat offside gagal, ia hampir pasti menyarangkan bola ke gawang.



KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun