Tuntutan Lembaga Pusat Advokasi Haji (Pusaka) untuk mengusut Penyimpangan Kementerian Agama Suryadharma Ali terkait Setoran Awal Haji dan Bunga dari Bank mendapat respon atas temuan PPATK terkait transaksi mencurigakan dan kepemilikan rekening tak wajar sejumlah pegawai Kemenag merupakan hal yang serius karena terkait lembaga Negara yang mengelola bidang Keagamaan . namun yang sangat disayangkan penyimpangan tersebut hanya menyeret orang-orang kecil kemenag padahal mereka hanya bertugas memegang Kunci Gudang Hasil Korupsi dan perampokan dana APBN dan dana Ummat para Pejabat-pejabat Elit Kemenag yang bersumber Setoran Haji ummat Islam.
Kita semua maklum trik dan modus para Koruptor, Jika nilai transaksi ditemukan dalam jumlah besar dan mengarah pada tindakan menyimpang tidak mungkin pegawai rendahan punya kewenangan melakukan transaksi besar-besaran apalagi sampai berani mengendapkan Dana dalam jumlah hingga puluhan triliun jika tidak ada perintah Bos Besar Suryadharma Ali Menteri Agama dan Antek-anteknya. Alhasil modus tersebut disiapkan oleh Elit Kemenag untuk menghindari pengawasan PPATK dan KPK dan mengamankan diri mereka dari sergapan Hukum.
Adapun transaksi dan aliran dana dari pemegang Kunci Gudang hasil korupsi dan rampokan Dana Haji Ummat Islam dari pegawai rendahan ke Menag SDA dan Elit Kemenag dilakukan dengan cara Tunai, kelihaian dan kelicikan Kemenag SDA dan Elit Kemenag yang sudah berpengalaman menjalankan trik meloloskan diri karena sudah malang melintang diberbagai bidang maupun Kementerian. Posisi lemah pegawai rendahan dan keroposnya mental dikementerian Agama tidak hanya menjadikan diri mereka rela sebagai tumbal, menimbang besarnya hasil yang diterima dapat dinikmati seumur hidup sedangkan hukuman ringan pun belum tentu menjerat.
Pernyataan Kemenag SDA dalam konferensi Fatwa Internasional berkaitan Rekening Gendut merupakan Penghinaan Tersendiri bagi Forum Mulia tersebut yang akan memberi sanksi bagi pegawai rendahan pemilik Rekening gendut. Disaat Ulama seluruh Asia dikumpulkan, kemenag malah menggunakan kesempatan tersebut untuk cuci tangan dibalik jenggot putih dan sorbanSuci para Ulama, bertindak suci dihadapan public seolah-olah dia begitu bersih.
Kelicikan menteri agama SDA menggunakan segala cara untuk mengamankan pundi-pundi rampokannya dari hasil dana Haji disamping yang paling ampuh ini adalah isu yang dipakai untuk meloloskan diri dari jeratan Kasus Korupsi Alquran yang sedang berjalan, kesan membarter kasus di KPK yang menyangkut dana lebih besar dibanding kasus alquran tentu akan sedikit membuyarkan konsentrasi para Komisioner dan Penyidik KPK.
Namun kita yakin ekspektasi besar seluruh Bangsa Indonesia dan khususnya calon jemaah Haji atas KPK dan PPATK menjadi modal dan Spirit bagi institusi tersebut untuk mengusut Kasus Korupsi Alquran dan Perampokan Dana Haji agar tidak hanya mengorbankan pegawai rendahan pemegang kunci Gudang atau Rekening hasi jarahan elit Kementerian Agama Suryadharma Ali dan antek-anteknya.