Dalam rangka memenuhi kebutuhan daging setiap tahun menjelang Lebaran disamping mengimpor daging juga mengimpor sapi hidup yang menurut rencana akan langsung dipotong (
Kompas 30 Desember 1998). Jenis sapi hidup yang diimpor disebut feeder cattle (sapi bakalan) biasanya jantan umur 1,5-2 tahun dengan berat hidup maksimal 350 kg. Tahun 2009 Indonesia
mengimpor 570.000 ekor sapi hidup sebagai feeder cattle,
impor daging sapi sejumlah
45,71 juta kg dan
jeroan sapi: 5,78 juta kgserta
susu/produk susu: 208,21 juta kg (
Dirjen Peternakan 2009). Pada tahun 2013/2014 Indonesia akan mengimpor sejumlah 72.500 ekor sapi siap potong atau langsung ke rumah potong dari Australia (
Koran Tempo 30 September 2013).Biasanya bagi negara-negara yang
masih di-izinkan penggunaan hormon pertumbuhan: Amerika Serikat, Australia, New Zeeland, Jepang (hanya hormon alami) dan lain-lain hampir semua feeder cattle
dikebiridengan menggunakan
hormon pertumbuhan. Negara2 Uni Eropa dan
Indonesia melarang menggunakan hormon pertumbuhan bagi hewan yang dagingnya akan
dikonsumsi sesuai dengan
SK. Dirjen Peternakan no108/Kpts Deptan/1979 . Hampir 80 % feeder cattle di Amerika Serikat masih menggunakan hormon bagi pertumbuhan (
Heitzman RJ, 1979). Menggunakan hormone pertumbuhan akan meningkatkan kwantitas dan kwalitas daging dari sapi potong yang digemukkan. Akan meningkatkan produksi daging dengan kenaikan daily gain atau petumbuhan berat badan yang lebih cepat. Perbaikan kwalitas daging : mengurangi kadar lemak, meningkatkan “daging merah” .Menggunakan hormone pertumbuhan mengurangi kwantitas lemak didalam daging.
(Dixon H N et al 1983).
KEMBALI KE ARTIKEL