Angin datang mengipas-ipas
Rasa gerah mulai hilang
Tapi wajahnya masih terbayang
Membuatku jadi mengenang,
Jakarta siang hari
Di dalam spion kaca
Matanya sungguh indah
Ia berikan energi
Menepuk pundakku berulang kali
Aku lemparkan puisi
Mengusap-usap hatinya berulang kali
Aku mau mengubah bunyi namanya
Ia setuju
Aku mau mengubah getar pada hatinya
Sepertinya ia juga setuju
Dan malam ini hujan turun di bekasi
Jangan-jangan hatinya sudah tak datar lagi?