Mohon tunggu...
KOMENTAR
Healthy

Kesalahpahaman Dokter tentang Hal-hal yang Tidak Aman bagi Pasien Pengidap Alergi

21 April 2014   20:35 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:23 62 0


Sebagian besar dokter salah memahami bahwa pasien dengan alergi telur harus menghindari vaksin campak, gondok,influenza dan rabies yang dikultur dari telur. Menurut para ahli dari the American Academy of Allergy, Asthma, and Immunology (AAAAI), kesalahapahaman ini telah menyebar luas yaitu kesalahpahaman mengenai salah satu dari banyak hal tentang alergi yang dapat membahayakn dan menghabiskan banyak uang pasien.

dr. Theodore Freeman, M.D., seorang pakar alergi di salah satu praktek swasta di San Antonio, Texas, menyatakan bahwa sebagian besar vaksin influenza diperoleh dari kultur telur sehingga selalu ada kekhawatiran timbulnya reaksi alergi pada pasien alergi telur yang memperoleh vaksinasi influenza. Namun, kenyataannya hal ini tidak terjadi.

dr. Freeman adalah bagian dari komite ahli yang menyusun Daftar 5 Larangan pada Pengujian dan Pengobatan Alergi atau yang dikenal dengan The 5 dont's on the AAAAI Choosing Wisely List yang dirilis pada pertemuan AAAAI tahun 2014.

Daftar 5 larangan ini merupakan bagian dari kampanye Memilih secara Bijak yang dikembangkan oleh the American Board of Internal Medicine Foundation untuk memperbaiki efisiensi sistem layanan kesehatan di Amerika. Puluhan organisasi profesi serupa juga telah merilis daftar yang sama.

Usulan AAAAI saat ini terdiri atas 10 larangan; 5 larangan pertama tentang rekomendasi pembuangan limbah yang dirilis pada tahun 2012.

Daftar larangan yang baru menyatakan bahwa tidak ada tindakan pencegahan khusus yang diperlukan untuk pemberian vaksin campak, gondok, atau rabies pada pasien dengan riwayat alergi telur. Untuk vaksin influenza berbasis telur, pasien harus diobservasi selama 30 menit setelah penyuntikan vaksin, taau diberikan vaksin influenza yang bebas telur.

dr. Linda Cox, M.D., Presiden AAAAI dan ahli alergi yang berpraktek swasta di Ford Lauderdale, Florida, pada presentasi daftar larangan yang baru ini mengatakan bahwa sebagian besar layanan kesehatan di Amerika bersifat tidak perlu.

dr. Freeman menyatakan bahwa setiap larangan-larangan ini berpotensi memiliki dampak yang besar terhadap pasien dan sumber daya kita. Lebih lanjut, dr. Freeman menyatakan bahwa semua item-item ini mempengaruhi cara pandang kami dan semuanya berdasarkan bukti.

Berikut adalah Daftar 5 Larangan pada Daftar Memilih secara Bijak AAAAI 2014.

1. Jangan secara rutin menghindari vaksinasi Influenza pada pasien dengan riwayat alergi telur.

2. Jangan melakukan pemeriksaan Imunoglobulin (Ig) E makanan pada pasien tanpa adanya riwayat yang sesuai dengan potensi terjadinya alergi makanan yang diperantarai IgE.

3. Jangan secara rutin memberikan bahan radiokontras iso-osmolar atau osmolaritas rendah atau memberikan terapi pencegahan pada pasien yang memiliki riwayat alergi makanan laut dengan kortikosteroid atau anti-histamin.

4. Jangan menggunakan secara berlebihan antibiotik non-betalaktam pada pasien dengan alergi pensilin; evaluasi yang tepat diperlukan sebelum menggunakan antibiotik tersebut.

5. Jangan bergantung pada anti-histamin sebagai first line therapy untuk reaksi alergi berat.

Para ahli mengakui bahwa mereka tidak dapat membuktikan bahwa daftar larangan yang dirilis pada tahun 2012 dapat menghasilkan penghematan pada layanan kesehatan atau perubahan pada cara praktek dokter, aspek yang menjadi bahan kritikan.

Prof. David Lang, MD., seorang pakar dibidang pengobatan dan anggota komite yang menyusun daftar larangan ini, menyatakan bahwa tujuan daftar larangan ini bukanlah untuk melacak biaya, tetapi untuk memulai percakapan antara dokter dan pasien.

Nah, ternyata pasien dengan riwayat alergi telur pun masih tetap aman memperoleh layanan vaksinasi.. ;)

Semoga bermanfaat.

Salam sehat,

dr.Ginawati

Sumber:

American Academy of Allergy, Asthma and Immunology (AAAAI) 2014. Dirilis Februari 28, 2014.

http://www.medscape.com/viewarticle/821583?src=wnl_int_edit_tp10

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun