Ketika istriku pergi ke daerah BSD kebetulan sedang naik angkot dan sedang menuju ke rumah, saat itu bersama dengannya ada seorang wanita ekspatriat atau bule yang mungkin tidak terbiasa naik angkot, seorang siswa SMA dan dengan supir angkot tentunya. Saat itu kami sedang dalam perjalanan antara BSD ke arah Cisauk.
Saat dalam perjalanan bule itu bertanya kepada supir angkot, "Excuse me, whether the car will turn to the left?". dengan sigap dan tangkas serta cekatan dan keras supir angkot menjawab dengan yakin, "YES!," seketika istri saya agak bingung, kok supir menjawab yes padahal mobil akan belok ke kanan, saya langsung bertanya kepada supir,"Bang, bukannya mobil mau belok kanan?" Supir menjawab iya, memang kenapa?" Istriku bilang kok tadi ditanya jawabnya yes? kan kalau ke kanan itu right?" supir angkot kembali bertanya kepada istriku."Emang tadi bule ngomong artinya apa bu?" dengan muka polos tanpa dosa, like monkey baby face. "Itu bule nanya, mobil ini belok kiri ya? geetoooo abang," kata istriku, "Oh gitu ya, abis kata anak SMA di sebelah saya ini, kalau bule ngomong apa aja, jawab aja yes, nanti juga ngerti dia, gitu bu." kata supir tambah bingung, sambil menunjuk ke anak SMA yang duduk di sebelahnya, akhirnya istriku bertanya kepada anak SMA itu,"dik, kamu tahu apa arti yang bule omongin tadi?," dengan tersipu malu dengan wajah red bull ia berkata dengan polos,"Saya nggak tahu bu," Istriku menjawab,"Makanya jadi anak sekolahan, mana sudah SMA harus bisa bahasa Inggris dong, malu sama tante yang udah punya anak tiga dikit-dikit juga ngarti."
Dengan agak atraktif istriku berbicara kepada bule tersebut untuk menunjukkan kepada supir dan anak SMA bahwa dia jago bahasa Inggris,"Sorry miss, if you want to go to a left turn, you should stop here and change the angkot zero four," nggak apa-apa salah sedikit fikir istriku yang penting didengar sama supir angkot dan anak SMA yang lagi bengong melihat istriku lagi show bahasa Inggris, "Oh, thank you, miss you very nice and beautiful," istriku menjawab,"take care," dan bule itu menjawab, "OK, thank you again," "Your welcome," istriku menjawab dengan senyumnya yang manis.
Setelah bule itu turun istri saya ditanya sama supir angkot,"Ibu pintar bahasa Inggris ya, saya jadi malu, nggak seperti anak SMA ini nih, bahasa Inggris aja nggak tahu, membuat jawaban sesat aja buat saya, belajar nggak sih lu tong," sambil menunjuk ke anak SMA yang semakin red face aja di depan istriku. "Udah lah bang, memang kita harus bisa bahasa Inggris, little-little you must can talk in English," dengan bangga istriku yang naik daun ngalahin anak SMA.
Jadi, apakah bahasa Inggris patut dihilangkan dari kurikulum SD, sedangkan siswa SMA saja tidak mampu untuk conversation sederhana macam tadi?