Manusia sesungguhnya terdiri dari 3 (tiga) unsur, yaitu : Jasad, Jiwa dan Ruh.
Allah berfirman dalam surat AT Tiin ayat 4
“Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya “.
Jasad adalah raga manusia yang bisa dirasakan oleh panca indra, bisa dilihat dan diraba. Jasad manusia diciptakan Allah SWT dengan bentuk yang amat sempurna, dengan panca indra yang dimilkinya. Mata diciptakan sebagai indra penglihatan, hidung sebagai indra penciuman, telinga sebagai indra pendengaran, lidah indra perasa Jasad diciptakan Allah SWT sebagai wadah bagi keberadaan ruh dan sukma, ruh dan sukma bisa kita rasakan keberadaannya jika sudah menetap dalam jasad manusia, demikian pula makhluk Tuhan yang lainnya seperti binatang dan tumbuhan, mereka juga seperti manusia memiliki ruh yang tidak bisa dilihat oleh panca indra kita.
Dengan adanya ruh dalam jasad maka jasad menjadi hidup. Bagi manusia keberadaan ruh dalam jasadnya dibekali dengan panca indera telinga, mata, hati dan sebagainya. Kesemuanya itu diberikan Allah SWT sebagai alat untuk mengenalNya. Siapa yang mengenal dirinya maka ia pasti akan mengenal Tuhannya. Ruh memiliki sifat-sifat baik karena ia senantiasa bertakwa pada Allah SWT. Tapi dalam diri manusia dihiasi hawa nafsu mulut, perut dan syahwat. Ketiga hawa nafsu ini seringkali menggelincirkan manusia dari jalan yang lurus. Meskipun ruhaninya menolak melakukan perbuatan maksiat dan zhalim tapi ruhani tidak dapat mengendalikan hawa nafsu. Kecuali ruhani yang senantiasa mengingat Allah SWT.
Kita bisa hidup di dunia ini karena ditiupkan ruh ke dalam badan kita yang masih berbentuk segumpal darah beku pada saat berada dalam rahim ibu. Dalam sebuah hadits dari Abdul Rahman bin Abdullah ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya setiap manusia dikumpulkan kejadiannya di dalam rahim ibunya, 40 hari hanya nuffah kemudian menjadi darah beku alakah. Kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh dan diperintahkan agar ditulis 4 perkara. Rezkinya, ajalnya, amalnya dan celaka atau bahagia". (HR. Bukhari Muslim).