Pertanyaan ini mungkin menyiratkan kita, secara otomatis pastung itu bakal memenangkan kontestasi ini.
Namun pertanyaan selanjutnya, mungkinkah pastung itu kalah?
Inilah yang hingga sekarang, para pendukung Pastung dan pendukung Koko banyak yang menghiasi media sosial. Tak sedikit pula yang adu argumen, bersitegang urat leher, saling memaki, membenci dan masih banyak lagi.
Dalam artikel saya sebelumnya Kotak Kosong Bukan "Otak Kosong", saya sudah mengingatkan agar warga Siantar harus lebih cerdas dan dewasa untuk berpolitik. Sebagai peminat masalah sosial perkotaan, saya sarankan agar kita semua menghindari perpecahan apalagi cuma gegara perbedaan pilihan calon.Â