Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kebijakan Pilihan

Seruan Gotong Royong dan Pemotongan 30% Gaji Pejabat Pemerintah Korea Selatan demi Penanganan Covid-19

31 Maret 2020   12:17 Diperbarui: 31 Maret 2020   12:18 310 16

"Ayo Lawan Virus Corona Secara Gotong Royong!" Ini adalah seruan terakhir yang mengudara lewat loudspeaker setelah si pembicara, seorang perempuan memberikan beberapa poin himbauan tentang penyakit Covid-19.

Seruan ini saya nonton di salah video singkat. Bukan video lucu. Latarnya sebuah desa di Manggarai Barat, Flores.  Video singkat ini menunjukkan upaya sebuah pemerintah desa dalam menginformasikan warga desa tentang virus Corona.

Melihat video itu, hati saya merasa puas. Pasalnya, aparat desa peka dengan situasi. Mereka ikut menanggapi persoalan seperti apa yang dilakukan oleh pemerintah pusat.

Dengan ini pula, keprihatinan dan upaya pemerintah pusat menjadi keprihatinan dan kerja aparat desa. Ini adalah salah satu wajah gotong royong yang sementara di bangun di tataran pemerintahan.

Hemat saya, gotong royong selalu mensyaratkan kontribusi setiap orang dan pihak sesuai dengan kemampuan masing-masing. Kontribusi itu bukan saja dalam bentuk materi, tetapi juga tenaga dan waktu.

Dalam konteks situasi wabah corona, wajah gotong royong itu bisa berupa kepatuhan masyarakat pada aturan pemerintah. Patuh pada aturan pemerintah berarti kesediaan untuk bekerja bersama pemerintah. Patuh juga berarti keinginan untuk tidak merepotkan aparat pemerintah.

Contohnya, salah satu aturan yang disampaikan oleh pemerintah desa dalam video itu. Tidak boleh ada acara yang melibatkan banyak orang, seperti acara pesta sekolah, acara pertunangan, perkawinan dan acara adat. Ini adalah aturan yang diterapkan untuk sementara waktu.

Kepatuhan pada aturan ini merupakan kontribusi masyarakat pada pemerintah. Dengan ini, masyarakat juga bergotong-royong dalam melawan penyebaran virus Corona.

Ya, aparat pemerintah sudah repot dan sakit kepala berhadapan dengan virus Corona yang tak terlihat dengan mata telanjang. Tanggapan masyarakat pada aturan dan arahan sekiranya tidak menambah beban bagi upaya pemerintah dalam melawan penyebaran virus Corona.

Gotong royong merupakan upaya bersama untuk melawan penyebaran virus Corona. Tiap pihak mempunyai kontribusi masing-masing dalam melawan penyebaran virus Corona. Pemerintah mempunyai caranya sendiri dan masyarakat menanggapi cara pemerintah itu secara positif.

Kalau di Indonesia kita berikhtiar menghidupi semangat gotong royong, pemerintah Korea Selatan mempunyai caranya sendiri dalam menyikapi virus corona.

Melansir berita yang termuat di The Korea Times (31/3/2020), "South Korea's government officials to donate 30% of their salaries to COVID-19 efforts," pemerintah Korea Selatan mengambil langkah yang patut diteladani.

Waw! Tidak tanggung-tanggung, pejabat pemerintah Korea Selatan memutuskan untuk memangkas 30 persen dari gaji mereka. Pemangkasan 30 % itu akan berlaku untuk empat bulan ke depan. Dari bulan Maret hingga Juni. Selanjutnya, dari hasil pemotongan itu akan dialokasikan ke penanganan virus Corona.

Aksi ini dipimpin langsung oleh Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in. Aksi ini juga diikuti oleh para pejabat tinggi pemerintah Korea Selatan.

Presiden Korea Selatan sendiri bergaji 211.000 dollar (contohnya, kalihkan dengan Rp. 16.000). Lalu, potongan 30 persen ini akan ditambahkan dengan potongan 30% dari para pejabat lainnya. Jadi, keseluruhan potongan gaji ini bisa memberikan kontribusi pada upaya karantina yang sementara dijalankan oleh pemerintah Korea Selatan.

Sekertaris negara menyatakan kalau pemotongan itu merupakan bagian dari solidaritas bersama orang-orang yang sementara menderita Pandemi Covid-19.

Menariknya, beberapa jam setelah keputusan ini dibuat, beberapa pejabat publik lainnya mengikuti langkah yang sama.

Salah satunya, gubernur Gyeongsang Selatan, Kim Kyoung-soo yang memutuskan untuk melakukan hal yang sama. Padahal keputusan ini berlaku di lingkup pejabat pemerintah pusat. Hal itu tidak menutup kemungkinan pada pejabat lingkaran daerah tetapi tidak diwajibkan.  

Upaya pejabat publik di pemerintahan Korea Selatan ini mengundang pujian banyak orang. Di balik pujian ini, rakyat juga menyeruhkan agar anggota Dewan Perwakilan Rakyat Korea Selatan melakukan langkah yang sama.

Terang saja, seruan pada partisipasi anggota DPR Korea Selatan ini mendapat tanggapan positif. Salah satu partai di Korea Selatan, Democratic Party of Korea (DPK) langsung mengambil langkah yang sama. Toh, keputusan ini akan bisa berdampak pada popularitas mereka sendiri di depan mata rakyat.

Sulit dibayangkan kalau anggota DPR yang menolak keputusan itu. Itu bisa mencoreng nama mereka sebagai wakil rakyat dan bisa mengikis kepercayaan rakyat.

Kalau dipikir-pikir, sejauh ini pemerintah-lah yang menjadi garda terdepan dalam melawan dan menangani virus Corona. Dalam konteks pemerintah Korea Selatan, pemerintah pula yang menjadi yang terdepan untuk berkorban.

Pejabat pemerintah Korea Selatan memberikan teladan bagi siapa saja. Sebagai pejabat publik, mereka berani untuk berkorban.

Pada titik ini, slogan pejabat publik sebagai pelayan rakyat bukan sekadar slogan. Tetapi lewat aksi yang mereka tunjukkan, pejabat publik ini sungguh-sungguh menunjukkan wajah mereka sebagai pelayan rakyat.

Hemat saya, apa yang dilakukan oleh pemerintah Korea Selatan merupakan bentuk nyata dari ungkapan gotong royong. Pemerintah tidak menutup mata pada kehidupan susah rakyat. Sebaliknya, mereka memberikan kontribusi seturut kemampuan mereka masing-masing.

Gotong royong inilah yang menjadi senjata kita untuk memerangi penyebaran virus Corona. Bersama pemerintah kita melawan virus Corona.

Kontribusi kita itu tidak selalu materi, tetapi itu bisa berupa waktu dan tenaga. Bahkan itu bisa berupa kesediaan dan kepatuhan kita menjalankan aturan dan arahan pemerintah.
Salam.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun