Sebaliknya, masyarakat kota Wuhan membangun solidaritas di antara mereka agar bersama-sama menghadapi krisis yang terjadi. Salah satu slogan yang dilontarkan oleh masyarakat kota Wuhan selama masa krisis adalah, "Wuhan Jiayou."
Jiyaou diterjemahkan dengan "stay strong," (terjemahan saya: Wuhan, tetaplah kuat). Slogan ini diteriakkan oleh masyarakat kota Wuhan lewat jendela-jendela rumah mereka dan dari apartemen ke apartemen yang lain (The National Interest.org 3/2/2020).
Slogan kian menjadi popular karena disebarkan lewat media sosial. Jadinya, setiap pukal 8 malam, masyarakat akan meneriakkan slogan ini.
Slogan, "Jiayou -- stay strong" secara harafiah dipahami dengan "menambahkan minyak" laiknya sebuah mobil yang mesti diisi dengan bensin atau solar.Saat mobil itu diisi dengan solar atau bensin, mobil itu bisa terus bergerak seturut kemauan sopir.
Dalam pandangan umum, slogan "stay strong"ini dipakai untuk mendorong seseorang jika mereka menghadapi sebuah tantangan. Di hadapan tantangan, ada orang lain yang mendorong dan mendukung untuk keluar dari tantangan itu. Jadinya, hal ini menciptakan solidaritas antara satu dengan yang lain dalam situasi krisis.
Dalam konteks kehidupan masyarakat kota Wuhan, slogan ini dipakai untuk mendorong dan mendukung sesama masyarakat kota Wuhan untuk tetap bersemangat dalam menghadapi wabah virus Corona. Bahkan slogan ini menguatkan masyarakat untuk berjuang hidup di tengah situasi krisis.
Selain itu, slogan ini menjadi bentuk dukungan masyarakat kota kepada tim medis yang merupakan garda terdepan dalam memerangi virus Corona.
Berada dalam situasi krisis bukanlah hal yang gampang. Kalau tidak kuat dengan situasi itu, seseorang bisa memutuskan untuk mengambil jalan yang salah. Karenanya, sangat penting untuk membangun solidaritas antara satu sama lain di tengah situasi krisis. Setiap orang saling mendukung agar kuat menghadapi situasi krisis tersebut.
Solidaritas ala kota Wuhan ini membuahkan hasil setelah dua bulan lebih berada masa karantina total. Kasus virus corona perlahan menurun. Bahkan kota Wuhan kian kembali pada rutinitas normal.
Bahkan beberapa hari lalu, pihak medis China menyatakan kalau mereka tidak menemukan kasus Covid-19 yang berasal dair level lokal. Yang mereka hadapi saat ini kasus-kasus yang disebabkan oleh orang-orang yang melakukan perjalanan dari luar.
Slogan "Wuhan Jiayou" merupakan wajah solidaritas di tengah situasi krisis. Ini bisa menjadi inspirasi bagi kita yang sedang berhadapan dengan krisis yang sama.
Alih-alih kita lebih mementingkan kepentingan pribadi, kelompok dan politik dengan memboncengi bencana virus Corona, kita seharusnya membangun solidaritas di antara kita.
Kita saling mendukung dan menanggalkan ego kita masing-masing. Kita saling menguatkan dan melupakan perbedaan di antara kita.
Solidaritas itu ditunjukkan oleh kerja sama di antara satu sama. Bukannya satu pihak berjalan berseberangan dengan pihak yang lain. Apalagi kalau tujuannya hanya untuk mencari panggung pribadi tetapi mengesampingkan keselamatan banyak orang.
Selain itu, solidaritas itu juga ditunjukkan lewat upaya kita dalam mengikuti aturan dan arahan pemerintah. Saya kira pada situasi seperti saat ini, pemerintah hanya membutuhkan ketaatan dan kepatuhan kita dalam mengikuti arahan dan aturan.
Ketaatan dan kepatuhan itu merupakan ungkapan solider kepada pemerintah yang sementara bekerja keras mengatasi bencana virus Corona. Kita patuh, kita solider dengan tim medis yang mengorbankan nyawa mereka melayani pasien virus corona.
Seperti semangat slogan "Wuhan Jiayou, " di hadapan ancaman Corona seharusnya kita bersatu sebagai sebuah negara dan bangsa. Setiap orang berjalan dalam satu koridor yang satu dan sama yakni keselematan bangsa dan negara.