Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga Pilihan

Maria Sharapova, Pensiun dari Tenis di Usia 32 Tahun dan Kontroversi Selama Kariernya

27 Februari 2020   09:50 Diperbarui: 27 Februari 2020   10:03 410 3
Karir seorang atlet selalu menemui titik akhir. Titik akhir itu berupa keputusan untuk pensiun.

Keputusan untuk pensiun bisa saja menunjukkan ketidakmampuan fisik untuk meladeni tuntutan daru cabang olahraga yang ditekuni. Kemampuan fisik itu sendiri bisa disebabkan oleh faktor usia maupun kesehatan atlet itu sendiri.

Satu lagi atlet yang berasal dari dunia tenis yang memutuskan untuk pensiun. Adalah petanis rupawan asal Rusia, Maria Sharapova yang memutuskan untuk pensiun di usia 32 tahun.

Maria Sharapova mempunyai rekam jejak yang cukup gemilang di dunia Tenis perempuan. Dia pernah berhasil meraih 5 titel grand slam.
 
Pencapaiannya ini bisa menunjukkandedikasi dan kerja keras seorang atlet. Dalam pesan "goodbye" untuk dunia tenis, Sharapova menulis "kalau baginya dunia tenis serupa dengan gunung. Jalan yang dilaluinya dipenuhi dengan lembah dan jalan berkelok. Tetapi saat tiba di puncak, segala sesuatunya terlihat luar biasa " (Bbc.com 27/2/2020).

Ya, Sharapova pernah berada di puncak dunia tenis. Dia pun pernah merasakan sesuatu yang luar biasa dari apa yang diperjuangkan dan dicapainya di dunia tenis.

Pencapaiannya itu dibarengi dengan paras rupawannya yang ikut menarik banyak pihak dan sponsor. Bisa dikatakan kalau Maria Sharapova merupakan atlet yang mempunyai paket yang komplit.

Tidak heran, dalam 11 tahun berturut-turut, menurut majalah Forbes Sharapova pernah menjadi atlet perempuan yang berpendapatan tertinggi.

Sharapova memulai catatan kegemilangan dalam karirnya saat masih berusia 17 tahun. Waktu itu, dia berhasil mengalahkan Serena Williams dan berhasil memenangkan juara grand slam Wilmbeldon pada tahun 2004.

Kesuksesan itu pun mengangkat pamor Maria Sharapova. Dalam setiap turnamen yang diikutinya, Sharapova menjadi perhatian banyak media. Sontak saja, Sharapova pun menjadi bintang global.

Sharapova merupakan salah satu petenis perempuan yang mendapat penghormatan dari sesama petenis perempuan. Kevin Mitchel dalam artikelnya menulis kalau Sharapova merupakan "ratu es" di olahraga tenis, yang lebih dihormati daripadi dicintai (the guardian.com 26/2/2020).

Bahkan Petra Kvitova yang pernah menjadi saingan kuat Sharapova memuji Sharapova sebagai orang  "juara besar." Betapa tidak, Sharapova pernah lima kali menjadi petenis no.1 dunia.  

Meski demikian, Sharapova juga tidak luput dari kontroversi. Sharapova pernah dihukum karena penggunaan meldonium. Meldonium merupakan sejnih obat untuk penyakit jantung. Penggunaan meldonium bagi seorang atlet mulai dilarang sejak 1 Januari 2026 (Bbc.com 27/2/2020).

Karena penggunaan obat itu Sharapova pun dilarang bermain selama 2 tahun. Sharapova memprotes hal itu dan mengatakan kalau dia tidak bersalah atas soal itu.

Sharapova mengakui kalau dia menggunakan obat sejak tahun 2006 untuk alasan kesehatan dan dia tidak menyadari kalau obat yang diminumnya itu mengandung bahan yang dilarang oleh komisi olahraga tenis.

Hukuman yang seharusnya dua tahun pun dipotong 15 tahun. Hal itu membuat beberapa pihak tidak terima dan tetap mengkrisinya.
 
Meski demikian, kembalinya Sharapova ke dunia tenis tidak serta merta mengembalikan kualitasnya sebagai seorang petenis. Cedera bahu yang terus menimpa pemain asal Rusia itu tidak bisa mengembalikannya kepada performa terbaik. Sebagai akibatnya, Sharapova sering kalah dari para pemain baru dan tak berperingkat.

Banyak pihak juga yang menduga kalau Sharapova hanya bermain demi popularitas demi mendapatkan pendapatan dari komersial.

Pada saat bertarung di Australia open di bulan Januarti lalu, Sharapova menduduki peringkat 373 dunia. Peringakat yang begitu jauh saat dia berhasil duduk sebagai peringakat 1 dunia di tahun 2005.

Pada turnamen ini, Sharapova kalah dari Donna Vekic pada babak pertama turnamen ini. Hal ini membenarkan jika kualitas seorang Sharapova sudah jauh dari kualitas sebagai petenis profesional. Karena penampilannya itu, banyak pihak yang tidak terkejut dengan keputusan Sharapova pensiun dari dunia tenis.  

Sharapova tetap  dinilai sebagai salah satu petenis perempuan yang mesti dikenang. Pencapaian lima titel grandslam mengangkat popularitasnya, tidak hanya di dunia tenis tetapi di mata banyak orang.

Sharapova mencintai dunia tenis. Dia memberikan diri secara total pada olahraga tersebut. Dalam salah satu pesan perpisahan, Sharapova menulis kalau "dia telah memberikan hidupnya untuk olahraga tenis. Olahraga tenis pun memberikannya kehidupan."

Keputusan pensiun dari seorang Maria Sharapova mengingatkan siapa saja kalau karir sebagai atlet pasti berhadapan dengan titik akhir. Yang tertinggal di balik keputusan pensiun adalah ragam cerita sukses yang memberikan inspirasi baik itu kepada atlet itu sendiri maupun kepada siapa saja yang mengidolakan sang atlet. 

Salah satu legenda tenis, Billie Jean King mengakui kalau pada saat Maria Sharapova memenangkan gelar Wimbledon pertama pada usia 17 tahun, dia sudah diakui sebagai seorang pemenang yang luar biasa.

Maria Sharapova telah menjadi seorang pemenang dan dia akan selalu dikenang sebagai seorang petenis yang luar biasa.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun