Tringgggg alarm ku berbunyi. Jam sudah menunjukkan pukul 05:30, aku harus bangun dari tidur ku. Setelah aku terbangun, aku memegang bola yang ku temukan di tong sampah kemarin sore. Aku tahu bahwa bola itu sudah tidak layak lagi untuk di pakai dan orang tuaku juga tidak memiliki uang untuk membelikan bola yang baru. Tetapi aku tidak boleh patah semangat dengan keadaan seperti ini. Aku harus membuktikan kepada dunia, bahwa aku bisa menjadi seorang pemain bola.
 Setelah itu, aku pun bersiap-bersiap untuk pergi ke sekolah. Melihat waktu sudah menunjukkan hampir pukul tujuh, aku pun berlari pergi ke sekolah. Setibanya di  sekolah, lonceng pertanda masuk pun berbunyi. Aku dan teman-temanku berjalan menuju kelas. Tidak terasa waktu belajar sudah habis, kami pun pulang kerumah masing-masing.
 Setiba di rumah setelah pulang dari sekolah, aku harus membantu orang tuaku untuk bekerja. Sejak kecil aku sudah di tuntut untuk hidup mandiri. Aku harus bekerja keras bersama–sama dengan mereka. Akan tetapi, orang tuaku selalu memberikan nasihat kepadaku. Mereka selalu berkata  kepadaku bahwa, jika sudah besar nanti jangan mengikuti keadaan yang sekarang ini. Hal itu lah yang selalu aku ingat di dalam hidupku.
 Pekerjaanku pun telah selesai. Tanpa menunggu waktu lagi, aku langsung bergegas pergi ke lapangan untuk bermain bola. Menurutku sepakbola adalah bagian dari hidupku. Sepakbola adalah jalan satu-satunya menuju kunci kesuksesan. Tidak ada hal lain selain  bermain bola. Setiba di lapangan, aku pun langsung bermain  bola bersama teman-teman. Setelah matahari hampir terbenam, kami menyudahi permainan kami.
 Dalam perjalanan pulang menuju rumah, aku terkejut tiba-tiba ada seorang bapak menghampiri aku. Beliau memperkenalkan dirinya bahwa dia adalah seorang manager sepakbola. Kemudian, Ia berkata bahwa dari tadi dia sedang memantau kami bermain bola. Tetapi dia hanya melihat bahwa  hanya aku yang bermain bagus dari semua teman-temanku. Setelah itu dia mengatakan bahwa ia ingin menjadikan ku bagian dari klub sepakbola yang dimilikinya.
 Sesudah mendengar perkataan dari bapak tersebut, aku merasakan bahwa hari ini terasa mimpi. Aku tidak percaya dengan apa yang telah terjadi. Perasaanku tidak bisa diucapkan dengan kata-kata, aku sangat senang sekali mendengarnya. Setelah itu, aku pun pulang kerumah dengan perasaan senang. Setiba di rumah, aku menceritakan apa yang telah terjadi sebelumnya kepada orang tuaku. Kedua orang tuaku pun sangat senang mendengar ceritaku. Â
 Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Aku juga sangat bersyukur kepada Tuhan, karena dia telah memberikan jalan yang terbaik bagiku. Ayah, Ibu, aku berjanji kepada kalian semua. Suatu saat nanti aku akan menjadi pemain bola yang hebat. Aku akan berusaha merubah kehidupan kita menjadi lebih baik dari pada sebelumnya. Karena aku sangat mencintai Ayah dan Ibu.
       Â