Militer sebagai salah satu komponen pemerintahan saat itu pun tidak mau kalah. Mereka memiliki perkumpulan sepak bola tersendiri yang dinamakan Sparta dan Velocitas. Akibat banyaknya perkumpulan sepak bola yang menjamur saat itu maka beberapa turnamen dan pertandingan diselenggarakan di kota bandung dan juga beberapa kota lain di Indonesia. Pertandingan yang tercatat pertama kali diselenggarakan di kota Bandung sekitar tahun 1918, bertempat di lapangan sepak bola sementara yang berada di alun-alun. Saat itu dibangun tribun kecil khusus untuk memfasilitasi pertandingan sepak bola tersebut.
Setelah euforia sepakbola menjamur di masyarakat, kemudian didirikanlah sebuah pusat olahraga di Nieuw Houtrust, di simpang lima (orang Bandung lebih familiar dengan "parapatan lima") di Jl. Papandayan dan kemduian di tahun 1925 dijadikan milik UNI (saat ini dikenal dengan lapangan UNI). Sedangkan perkumpulan SIDOLIG mendapatkan lapangan yang dapat dibilang lebih modern dan perlengkapannya jauh lebih baik di bagian timur yang saat ini menjadi stadion Persib di Jl. Ahmad Yani.
Selain sepak bola, olahraga yang memiliki sejarah di kota bandung adalah olah raga tenis. Dahulu olahraga tenis ini awalnya hanya terbatas pada warga golongan Eropa, namun beberapa tahun kemudian golongan Tionghoa dan juga pribumi turut serta bermain dan mengembangkan olahraga tenis di kota bandung. Di kota bandung sendiri saat itu dibentuk banyak perkumpulan dan badan swasta yang menyelenggarakan kegiatan di bidang olah raga tenis. Bandoengsche Tennis Club memiliki lapangan dan rumah klub di Molukkenpark di Jalan Ambon (saat ini disebut Taman Maluku dan penulis sempat beberapa kali latihan dan bermain di lapangan tersebut).
Olahraga yang tidak kalah berkembang saat itu adalah olahraga hoki, bola keranjang/basket, atletik, dan juga renang. Tentu saja dibangun tidak kurang dari tujuh kolam renang di kota bandung. Yang paling banyak diminati adalah Cihampelas di Jl.Cihampelas dan Centrum (saat ini sudah dihancurkan oleh pemerintah kota bandung dan diganti dengan bangunan modern) di Jl.Belitong sebelah HBS (saat ini menjadi gedung sekolah penulis dahulu SMA Negeri 5 Bandung dan SMA Negeri 3 Bandung). Disamping itu bagi warga penggemar olahraga jalan santai dapat mengikuti gerak jalan yang telah terorganisir dengan baik. Puncaknya diselenggarakan Bandoengse Vierdaagse tiap tahunnya. Sedangkan untuk olahraga eksklusif, di Kota Bandung pun sudah dibentuk berbagai perkumpulan. Ada Perkumpulan Criket-en Golf, perkumpulan penunggang kuda dan perkumpulan olahraga terbang di Andir. Sekian pemaparan penulis, semoga penjelasan singkat ini bisa memberikan manfaat bagi pembaca. Terima Kasih.
Referensi :
Robert PGA Voskuil, 1996, Bandoeng, Beeld van een stad, Asia Maior