Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Partai (Para) Pencari Kuasa

25 November 2013   18:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:41 61 0
Partai politik adalah organisasi yang dibentuk oleh sekelompok orang yang mempunyai pemikiran dan ideologi politik yang sama dengan tujuan untuk memperoleh kekuasaan atau pengendalian politik pemerintahan dengan jalan konstitusional.

Di masa orde baru, saat saya di bangku sekolah, partai politik yang ada relatif mudah dicerna ideologinya, atau setidaknya dibedakan antar ketiga parpol yang ada. PPP berideologikan keIslaman, Golkar partai penguasa, dan PDI berlandaskan nasionalisme. Walau itu mungkin salah, atau terlalu menyederhanakan,  setidaknya itu yang tertanam di benak saya.

Selepas dari periode 'reformasi' 1998,  partai politik tumbuh pesat berdiri. Puluhan (ratusan?) Partai Politik baru bertumbuhan. Ada yang merupakan 'pecahan' dari partai politik lama, ada juga yang murni baru tumbuh menampung aspirasi dari 'politikus' yang ingin mencoba peruntungannya di kancah kekuasaan nasional.

Sejak saat itu Pemilu menjadi hectic. Puluhan partai politik berusaha menggaet suara pemilih yang sama. Suara saya, suara Anda.

Beda antar partai politik menjadi tipis, bahkan bagi saya pribadi sulit membedakannya.

Kita bisa coba membagi partai politik menjadi beberapa kelompok, berdasarkan platform ideologinya secara kasar.
- Partai berplatform agama
PKS, PKB, PPP, PPNU, PDS, PKatolik dll
- Partai berplatform nasionalisme/ketokohan
PDIP, Gerindra, Pelopor
- Partai Moderat/Mainstream
Demokrat, Golkar, PAN, NasDem, Hanura

Dari ketiga kategori besar partai itu, hanya partai berbasis agama-lah yang relatif jelas platform pemilihannya. PKS berbasis kader pengajian liqo ala Ikhwanul Muslimin. PKB berbasis massa NU. Di kelompok Nasrani PDS dan Partai Katolik tentu jelas arahnya ke mana.

Di kedua kategori partai lainnya, batas antara partai jadi tidak jelas.

Di kelompok partai yang mengusung nasionalisme sebagai platform, atau setidaknya ingin memainkan kartu nasionalisme sebagai alat penarik vote, tidak telalu jelas juga beda platform dan pemikiran antar partainya. Yang lebih ketara di kelompok ini adalah figur dan kultus pemimpinnya. Megawati, diikuti oleh suksesi Puan Maharani mewakili sosok Soekarno poklamator kemerdekaan RI menjadi nadi PDIP.  Prabowo menjadi tokoh sentral di Gerindra.

Di kelompok Mainstream, perbedaan platform pemikiran antar partai lebih tipis lagi. Apa sih perbedaan mendasar dari pola pikir ideologis di Golkar dan Demokrat? PAN, NasDem, Hanura? Dari browsing di website beberapa partai yang disebut di atas dan berdasar informasi yang ada di situs masing-masing ternyata sulit sekali menemukan beda jelas dari dokumen organisasi mereka.

Yang lebih bisa dirasakan secara langsung adalah citra partai itu di depan publik, dan ini biasanya dikondisikan oleh pemberitaan media massa tentang para anggotanya.

Dari kelompok partai ini hanya Golkar yang relatif kuat struktur dan mesin organisasinya. Partai yang masih memanfaatkan jaringan masa orde baru ini relatif paling mapan.

Partai yang mainstream yang lain tidak lain dan tidak bukan juga ujung-ujungnya bersandar pada (pen)citra(an) para tokohnya.

Dulu Prabowo, Wiranto dan Surya Paloh adalah tokoh Golkar kelas atas. Namun ujung2nya mereka mendirikan partainya masing-masing. Kira-kira apa pola pemikiran dan ideologi politik mereka berubah tidak ya? Kemungkinan besar tidak. Sama saja, cuma ganti baju atau jaket saja.

Kalau disebut partai Demokrat, maka yang muncul adalah citra SBY, Ruhut, Soetan Batoegana (dan dulu Anas). NasDem Surya Paloh. Yang cukup unik adalah PAN, dimana vote getter dan calegnya banyak para artis dan mantan artis.

Adakah yang salah dari semua ini?

Menurut saya tidak ada yang salah. Dinamika politik setiap negara bervariasi. Indonesia juga. Pada dasarnya manusia memang ingin cari kuasa, jadi wajar saja kalau semua ingin ikut cari peruntungan dengan caranya maaing-masing.

Yang repot cuma rakyat banyak. Yang bingung mencoblos satu dari sekian banyak pilihan, yang sebagian besar ya pola pikirnya ya itu-itu saja.

Cari kuasa.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun