Salah satu ciri khas ekonomi neoliberalisme adalah kebijakan privatisasi, di mana pemerintah melepas kendali atas sektor publik seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur ke sektor swasta. Pendukung neoliberalisme berpendapat bahwa privatisasi akan meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya, tetapi kritikus mengatakan bahwa hal itu mengakibatkan masyarakat kurang mampu sulit mengakses layanan publik dan meningkatkan ketimpangan ekonomi.
Deregulasi juga menjadi ciri khas ekonomi neoliberalisme, di mana pemerintah menghapuskan hambatan bisnis seperti aturan lingkungan dan kesehatan. Pendukung neoliberalisme berpendapat bahwa deregulasi akan mempercepat pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja, tetapi kritikus mengatakan bahwa hal itu mengakibatkan kerusakan lingkungan dan eksploitasi pekerja.
Liberalisasi perdagangan juga menjadi salah satu ciri khas ekonomi neoliberalisme, di mana pemerintah mengurangi hambatan perdagangan dan meningkatkan akses pasar global. Pendukung neoliberalisme berpendapat bahwa liberalisasi perdagangan akan meningkatkan perdagangan internasional dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tetapi kritikus mengatakan bahwa hal itu mengakibatkan kerugian bagi pekerja dan petani lokal.
Dalam praktiknya, neoliberalisme telah menghasilkan keuntungan ekonomi yang signifikan bagi sebagian orang, terutama di negara-negara maju. Namun, banyak kritikus yang mengatakan bahwa neoliberalisme telah meningkatkan ketimpangan ekonomi dan sosial, serta memperburuk kondisi lingkungan. Di negara-negara berkembang, neoliberalisme sering dikaitkan dengan privatisasi yang tidak berkesinambungan, pengurangan belanja publik, dan kerentanan terhadap tekanan pasar global.
Dalam rangka membangun ekonomi yang lebih berkelanjutan dan inklusif, beberapa negara telah mencoba untuk mengevaluasi kembali model ekonomi neoliberalisme. Beberapa negara telah memperkenalkan kebijakan yang lebih progresif, seperti pengurangan ketimpangan ekonomi, dukungan terhadap sektor publik, dan investasi dalam sumber daya manusia. Namun, perdebatan mengenai kebijakan ekonomi terus berlanjut, dan tantangan ekonomi yang dihadapi oleh dunia pada abad ke-21 tetap kompleks dan menantang.