[caption id="attachment_189875" align="alignleft" width="300" caption="Ilustrasi"][/caption] Mereka sudah minta maaf, mereka sudah menjadi tersangka yang ditetapkan oleh Mabes Polri. Nikmat sesaat, masalahnya berkepanjangan gara2 adegannya tersebar lewat internet, kesalahan yang dituduhkan masyarakat senada yaitu merusak moral bangsa dan merusak moral anak2 harapan bangsa. Tehnologi canggih itu dengan mudah menyebarkan tulisan dan gambar, tanpa ada sensor, tehnologi itu pula yang membawa masalah bagi Ariel, Luna Maya dan Cut Tari. Namun, sulitnya mendapatkan rumah yang layak juga memungkin anak melihat life show yang diperankan oleh orang tuanya, jangan heran banyak cerita anak menjerit lantaran mamanya sedang menunaikan kewajiban, sang anak salah faham, mengira ibunya sedang disiksa ayahnya. Cerita lucu ini tanpa disadari membawa pengaruh buruk pada anak, namun pengaruh buruk ini seolah tertelan oleh hiruk pikuknya kesalahan pada tehnologi. Ada cerita tentang adat istiadat suku asmat di papua, sepasang anak manusia yang sudah masanya diikat dalam satu perkawinan. Waktu mereka melakukan hubungan suami istri, sepasang tombak ditancapkan sebagai peringatan agar tidak mengganggu. Para artis juga melakukan hal yang sama, perbedaannya adalah video recorder yang ditancapkan. Jangan ganggu kami yang sedang berbuat, ada masanya kalian dapat menyaksikan perbuatan kami. Masyarakat yang sederhana masih sangat menjunjung moral, sebaliknya makin modern moral itu mekin ditinggalkan. Hubungan sex adalah naluri, tanpa diajari semua orang akan mengerti dengan sendirinya bagaimana melakukannya. Kita lihat bagaimana monyet mengurus anaknya, tanggung jawab terhadap anak hasil hubungan sex itu merupakan naluri setiap mahluk, melatih sang anak agar dapat mandiri adalah naluri yang timbul tanpa ada yang mengajari pula. Kelak dewasa, sang induk akan melepaskan anaknya untuk hidup mandiri. Namun manusia adalah mahluk yang paling mulya, maka tanggung jawab terhadap anak adalah bagaimana mendidik sang anak untuk menjadi manusia yang berguna. Perkembangan peradaban membedakan manusia dengan manusia yang lainnya, untuk mencegah tindakan tidak bertanggung jawab maka timbulah norma. Pelanggaran norma akan mendapatkan sangsi moral, sangsi hukum untuk mencegah terjedinya penelantaran anak hasil bungan sex itu. Namun manusia makin pandai, alat kontrasepsi pembatasan kelahiran untuk kesejahteraan umat manusia dapat berubah fungsi menjadi alat mengeliminer resiko tanggung jawab, maka nikmatlah yang dicari. Sebenarnya kita masih menjunjung budaya malu, tetapi malu itu ditutup dengan melakukan sembunyi2. Prostitusi berkembang dan sulit dihapuskan dimana saja dimuka bumi ini. Didaerah pamekasan Madura yang terkenal daerah religius tak luput adanya kehidupan prostitusi jika musim tembakau tiba. Ada uang, ada maksiat begitulah yang terjadi dalam kehidupan kesenangan jasmani. Ada proyek pemerintah sama saja, bahkan maksiat seperti sudah merupakan menu wajib dalam sebuah persengkongkolan mencari keuntungan. Makin banyak yang bersengkol, makin banyak maksiat dilakukan yang akhirnya menyeret juga kaum pelajar. Bukan rahasia lagi, pelajar, mahsiswi mempunyai nilai plus dalam dunia esek2 dan siapakah yang mampu menggunakan mereka. Tak lain adalah para orang berduit yang memiliki rezeki macan, sekali hantam dapat nilai besar. Kita lihat saja musim proyek, apa yang dilakukan oleh orang2 yang terlibat dalam bisnis itu, sebuah kesepakatan keuntungan selalu diikuti senang2 dengan menu esek2 itu. Makan nasi direstoran sudah biasa, makanan yang satu itu adalah puncak dari kesenangan setelah deal2an. Manusia bengkok membawa budaya bengkok, pemegang keputusan bengkok maka banyak rakyat yang dibengkokan juga. Sementara yang tidak terlibat hanyalah sebagai penonton, namun sebagai penonton bukan berarti tidak ada yang berbuat, maka terjadilah kekerasan seksual yang terjadi terhadap anak sendiri, anak kandung, bahkan anak didiknya. Kekerasan seksual tidak hanya dilakukanoleh orang jahat, ustadzpun dapat melakukan hal itu seperti berita yang sring kita dengar. Agama seolah tidak mampu membentengi lagi, hukumpun sama saja. Pada akhirnya kembali kepada setiap manusianya. Namun tidaklah perlu menyalahkan siapa2 sebab tidak ada yang ingin disalahkan sehingga sangatlah tepat bila Video mesum dijadikan biang keladi kehancuran moral bangsa. Ariel, Luna Maya, Cut Tari mungkin lagi bernasib sial berperan dalam video mesum itu sebab video semacam itu memang sudah dari dulu digemari. Padahal, video mesum itu sendiri diberbagai negara sudah menjadi industri yang sangat menguntungkan yang pangsa pasarnya antara lain negara kita ini, hanya dilakukan secara ilegal. Namun, makin dilarang makin banyak beredar sehingga pak polisi sering memberikan penjelasan bahwa tersangka pemerkosa dipengaruhi oleh video porno, tentunya bukan video porno Ariel, luna maya atau Cut tari. Yang menjadi pertanyaan, benarkah tuduhan video mesum Ariel, Luna Maya, Cuta Tari sebagai perusak moral bangsa ?. Perbuatan ketiga artis itu memang melanggar susila, itu tidak dapat dipungkiri namun perbuatan mereka mungkin saja terinpirasi oleh video sejenis yang memang sudah dari dahulu banyak beredar. Artinya telah terjadi tiru meniru perbuatan, menimpahkan akar permasalahan hanya pada ketiga artis tersebut tidaklah fair sebab sebelum merebaknya video ariel sudah banyak video2 pelajar, mahasiswa, PNS, bahkan ada yang berseragam polri walaupun kebenarannya pelakunya polisi asli atau bukan.
KEMBALI KE ARTIKEL