Itulah dunia keseharian kita, wanita mencari nafkah dengan berbagai cara sampai menjajakan tubuhnya dan tentunya yang bisa masuk dalam dunia wanita berjasa seperti itu kalau kita mempunyai dana untuk disisihkan. Berhubungan dengan wanita sering dianggap akan berakhir dengan sex jika terlihat akrab. Seorang wanita yang bersedia berjalan berdua dengan lelaki pada dasarnya dia mempercayai pria tersebut. Sering saya bercanda colak colek wanita didepan kawan2 saya, dia tidak marah bahkan diajak pulang berduapun mau. Keakraban yang ditunjukkan didepan orang lain sering mengundang kecurigaan adanya hubungan yang menjurus. Memang sering terjadi, berawal dari keakraban menimbulkan perselingkuhan. Seorang wanita, jika tidak suka dengan seorang pria, tentu akan marah jika dicolek, apalagi didepan orang lain dan jika menuntut maka pasal pelecehan sudah memenuhi syarat. Tetapi sebaliknya, jika hati kecil wanita itu suka, dipeluk diciumpun tidak marah, karena memang dia berharap diperlakukan seperti itu. Lelaki normal, memeluk atau mencium, walaupun bercanda pasti menimbulkan rangsangan, si otong pun akan bergerak menanyakan apa yang terjadi, sebuah respon dari otak yang mempengaruhi libido.
Setiap lelaki normal akan menyukai video porno, ada yang terus terang tetapi ada yang malu mengakuinya sebagaimana melakukan onani. Naluri sex tidak perlu belajar karena setiap manusia sudah dilengkapi dengan naluri itu untuk reproduksi. Kalau artikel kompasiana yang berbau sex disukai, itu adalah kewajaran dan manusiawi sekali. Kalau saat ini dihebohkan oleh adanya peredaran porno itu sesungguhnya manusia Indonesia masih sangat normal tetapi konotasinya menjadi perusak moral bangsa. Padahal jika kita telisik lebih dalam, tingginya tingkat kelahiran itu dapat dilihat dari tingginya minat baca artikel sex atau nonton video juga. Sebab, muara dari tingginya dorongan sex akibat nonton atau baca yang ngesek2 itu adalah reproduksi manusia itu. Dilarang2, justru menjadi iklan ngesek dan yang paling mengkhawatirkan bukan masalah degradasi moralnya, tapi peledakan penduduk itu sebab jika peledakan penduduk indonesia tidak terkendali dapat menimbulkan masalah berkepanjangan terutama masalah lapangan kerja dan akan menimbulkan kerawanan sosial.
Soal video porno, dicegah dan dibatasi bagaimanapun akan selalu dicari terus dan tidak dapat dihentikan. Dinasehati dengan pesan moral juga tidak efektif, dirazia juga begitu. Siwsa sekarang sudah pintar mengakali, UN saja bisa diakali pakai HP, bawa HP dua, yang satu dikumpul, yang satunya lagi dikantongi. Soal UN kan sudah menjadi prestise yang membuktikan sekolah negeri bermutu baik, yang jujur seperti pesantren banyak yang tidak lulus. Anak sekolah sekarang juga sudah banyak yang menjadi oposisi, karena sering ada razia HP, tidak bisa nonton justru berbuat, rame2 lagi. Kecil2 sudah menjadi oposisi, mestinya yang diperhatikan bukan pada video pornonya tetapi pengenalan sex sehingga pelajar tidak praktek sendiri. Praktek mesum2an karena kurang pemahaman tentang reproduksi sehingga banyak terjadi anak terlantar karena tidak siap menjadi orang tua.