Dalam kesempatan berbincang dengan merdeka.com beberapa waktu lalu, Jokowi mengaku cukup lama memulai usahanya. Bahkan sembilan tahun lebih merintis usaha mebel, tidak ada tanda-tanda keberhasilan. Jokowi menceritakan, mebel perdana yang diproduksi pabriknya adalah bedroom set. Awalnya hanya dijual seputar kota Solo. Setelah tiga tahun berjalan, Jokowi sudah mulai mengekspor ke mancanegara.
Setelah sempat jatuh bangun merintis kerajaan bisnisnya, perlahan tapi pasti Jokowi akhirnya bisa menikmati hasilnya. Bahkan, sebagai pengusaha, dia melihat prospek bisnis furnitur lokal Indonesia sudah siap bersaing di pasar global.
Pria asal Surakarta ini menilai pengusaha furnitur dan kerajinan Tanah Air berpeluang besar untuk mendominasi pasar produk kayu dan rotan. Salah satu alasannya, pengusaha lokal sangat cepat menyerap tren pasar.
"Untuk saingan di pasar global kita sangat siap, kita ini trennya sudah selalu Internasional. Pengusaha-pengusaha kita ini sangat menyerap sekali, ada tren baru langsung diserap," ungkap Jokowi kepada wartawan selepas berkeliling seluruh area pameran furnitur di JIExpo.
Merdeka.com mengumpulkan beberapa fakta terkait sepak terjang Jokowi sebagai seorang pengusaha, dalam membangun bisnis furniturnya.
1. Modal pinjam ke bank
Setelah bekerja di salah satu BUMN di Aceh selama 1,5 tahun, Jokowi kembali ke Solo dan mulai merintis bisnis Keluarganya, yakni bisnis furnitur. Pamannya, Miyono menuturkan, karena minimnya modal, Jokowi pun harus pinjam uang ke bank. Jokowi berani memberi jaminan aset milik Orang tuanya.
"Saya masih ingat, pinjam modal di bank, agunannya, sertifikat tanah milik Orangtua,"Â ujar Miyono beberapa waktu lalu.
2. Biasa tidur di pabrik
Jokowi mengaku cukup lama waktu yang dibutuhkan untuk bisa sukses merintis bisnisnya. Tidak hanya sabar dan doa, juga butuh kerja keras. Salah satunya bekerja melebihi jam kerja Anak buahnya.
Bahkan, dia mengaku tidak masalah jika harus tidur di pabrik. "Kalau cuma tidur pabrik itu biasa"Â ujarnya.
Karena terlalu sering tidur di pabrik, Jokowi hampir tidak pernah membimbing Anak-anaknya belajar atau membantu mengerjakan PR.
3. Produknya diekspor ke Eropa
Hasil usaha dan pengorbanan Jokowi merintis bisnisnya akhirnya bisa dinikmati. Produk mebel atau furnitur yang awalnya hanya dijual di sekitar Surakarta, kini dikenal hingga ke Eropa dan Afrika.
Awalnya Jokowi hanya melakukan ekspor 3 bulan sekali. Setelah rajin ikut pameran, dalam satu bulan permintaan bisa mencapai 18 kontainer.
Jokowi memamerkan produknya di beberapa kota besar Dunia, seperti Jakarta, Singapura, Eropa, Amerika, dan Timur Tengah. Hasilnya, hampir semua negara jadi tujuan ekspor usaha mebel Jokowi.
"Saya punya prinsip, saya selalu menerima order yang masuk. Kalau tak mampu saya tangani, akan saya berikan ke teman-teman, tapi tetap saya yang pegang kontrolnya," kata Jokowi beberapa waktu lalu.
Namun, kini Jokowi harus memutar otak dan mencari strategi baru untuk ekspansi bisnisnya. Sebab, pasar ekspor mebel dan furnitur ke Eropa tengah seret.
"(Perusahaan) saya biasanya ekspor ke semua (benua). Tapi Eropa turun, sekarang ganti (ekspor) ke Korea, Jepang, Taiwan, Middle East," ungkap Jokowi saat mengunjungi pameran furnitur, kemarin.
4. Bikin furnitur sendiri
Jokowi mengaku tidak pernah membeli furnitur untuk mengisi sekaligus mempercantik kediamannya. Saat melihat pameran furnitur, wartawan sempat menanyakan kepada Jokowi tidak membeli salah satu produk yang dipamerkan. Jokowi punya jawaban sendiri.
Sambil berseloroh, Jokowi mengaku tidak perlu membeli furnitur. Sebab dia sendiri pengusaha produk olahan kayu tersebut. "Belanja gimana, saya buat sendiri saja bisa kok. Kita ini tukang, kok disuruh beli (furnitur)," canda Jokowi di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (12/3).
Sejak awal merintis bisnisnya, Jokowi terbiasa mengerjakan apapun yang bisa dikerjakan. Sebab, saat awal, Jokowi hanya punya tiga pembantu. Dengan demikian, mulai dari mengasah kayu hingga membuat konstruksi dan nyemprot mebel dilakukan sendiri.
"Tak hanya memproduksi, bahkan untuk urusan marketing pun melakukan sendiri," kata Jokowi beberapa waktu lalu.
6. Ikut tren yang berkembang
Meski sudah menjadi pejabat publik, Jokowi masih memantau bisnis furnitur yang telah dirintisnya sejak lama. Usahanya di Solo juga masih berjalan sampai sekarang.
"Saya sekarang masih punya mebel, masih punya pabrik pintu rumah kayu," ujar Jokowi saat ditemui di sela-sela pameran furnitur di JIExpo, Selasa (12/3).
Persaingan industri furnitur semakin ketat. Pengusaha harus pandai dalam menentukan strategi agar produk furnitur lokal bisa menguasai pasar global. Salah satunya memahami dan mengikuti tren serta permintaan pasar.